BACAAN 1
PROFIL USAHA
Sangat banyak
usaha yang bisa digarap, mana yang akan dipilih sangat bergantung pada beberapa
hal, antara lain:
1. Minat seseorang, misalnya berminat dalam bidang industri
atau kerajinan, dan perdagangan/jasa.
2. Modal, apakah sudah tersedia modal
awal atau belum, atau apa saja yang sudah dimiliki.
3. Relasi, apakah ada
keluarga, teman, yang sudah menekuni usaha yang sama, atau usaha yang akan
dikerjakan ada relevansi/saling menunjang dengan usaha tersebut.
4. Tekat,
keinginan untuk membuka usaha dan merubah nasib.
5. Dan berbagai peluang
lainnya. Untuk mengetahui banyaknya bidang usaha yang bisa dimasuki oleh
wirausaha baru.
Hubungan antara Produsen dengan
Konsumen Produsen melakukan penjualan akan mendapatkan keuntungan, semakin
besar keuntungan, maka akan semakin besar saving yang akan diperoleh, dengan
sendirinya akan semakin besar dana yang tersedia untuk melakukan investasi
lainnya. Industriyang semakin banyak dan besar akan menyebabkan kebutuhan akan
tenaga kerja yang besar sehingga pendapatan tenaga kerja akan sebaik meningkat
dengan sedirinya daya beli semakin baik. Sebagai orang yang kreatif,
calon-calon wirausaha akan melihat banyak peluang usaha yang dapat diciptakan
untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Produsen Konsumen Output /Penjualan
Pendapatan Saving Sumber daya Manusia Material Mesin Money Methode , Secara garis besar ada 4 jenis usaha yang dapat dijalankan,
yaitu:
1. Pertambangan, bidang usaha yang mengambil langsung dari alam, seperti
hasil laut, hasil hutan.
2. Agraris, adalah berbagai usaha pengelolaan kebun,
perdagangan hasilhasil pertanian (agrobisnis) yang dapat diusahakan untuk
setiap produk yang dihasilkan oleh pertanian atau perkebunan dan peternakan.
3.
Industri, adalah usaha yang dapat dirinci dalam bentuk berbagai jenis komoditi
yang dihasilkan dan besar kecilnya industri yang diusahakan.
4. Perdagangan,
Usaha perdagangan dapat dirinci menurut besar kecilnya usaha dan berbagai
komoditi yang diperdagangkannya.
5. Jasa, usaha nyang dijalankan dengan menjual
jasa pelayanan, usaha ini juga dapat dirinci menurut besar dan kecilnya jasa
yang dilibatkan. Keempat jenis usaha ini dapat dirinci sedemikian rupa baik
menurut lembaga yang mengusahakan, bentuk badan hukum, besarnya usaha, komoditi
yang diusahakan, maka akan muncul jenis usaha yang luar biasa banyaknya.
A.
Usaha Wirausaha
Perguruan tinggi dapat melibatkan mahasiswa membuat sebuah
embrio usaha dengan menggunakan fasilitas laboratorium yang ada. Mahasiswa yang
dilibatkan dapat terjun langsung kedunia usaha. Mahasiswa yang dilibatkan harus
melakukan magang pada beberapa unit usaha. Setelah magang selesai, mereka berkelompok
membuka usaha baru. Modal awal dan peralatan disediakan oleh laboratorium.
Kemudian mereka membuka usaha yang dapat dikembangkan dengan mengunakan
perlatan yang ada dilaboratorium. Kegiatan usaha yang mereka kembangkan antara
lain: software house, rental kom-puter, service komputer, dan sebagainya.
Pilihan usaha yang akan dikembangkan ini tergantung kepada minat, pengetahuan,
dan fasilitas laboratorium yang ada pada masing-masing kelompok. Pilihan mereka
tampaknya mencakup dua bidang bisnis utama yaitu produksi dan perdagangan.
Jadi, kalau dikaji lebih lanjut, bagi orang-orang kreatif banyak terbuka
lapangan untuk berwirausaha. Sebelum sampai ke penetapan pilihan usaha apa yang
akan dibuka maka calon usahawan, harus melakukan survey, observasi lapangan,
dan banyak bertanya bagaimana seluk-beluk usaha bisnis dalam bidang tertentu.
Perlu diingat bahwa di dalam masyarakat, kita akan menemukan orang-orang yang
berperilaku negatif, tidak sebaik yang kita duga, atau tidak sama baiknya
dengan kita. Bolehlah kita berasumsi bahwa tidak semua orang itu baik. Asumsi
ini akan membuat kita lebih waspada terjun ke lapangan bisnis. Akan tetapi,
jangan kehati-hatian ini membuat kita takut, ragu, dan batal membuka bisnis.
Berikut ini akan diberikan beberapa cuplikan Kiat
Usaha dan Profil Usaha karya Wachyu Suparyanto, SE, MM yang telah dicetak dan
laris dalam bentuk buku saku. Buku kecil ini enak dibaca, tidak memakan waktu
lama kita akan memperoleh banyak ilmu baik teori maupun praktek. Cara Cepat
Kaya. Disini diuraikan langkah-langkah mantap yang harus dilakukan oleh
seseorang agar bisa menjadi orang kaya. Tentu kekayaan ini harus diperoleh
dengan cara halal dan baik. Adalah kecil sekali kemungkinan orang bisa cepat
kaya secara halal, biasanya usaha tersebut harus ditekuni, sabar, berdoa dan
kerja keras. Memperoleh kekayaan adalah salah satu alasan orang berwirausaha
disamping sekian banyak alasan lainnya. Tidak ada larangan bagi seseorang untuk
menjadi kaya, asal kekayaan itu diperoleh dengan cara halal, dan digunakan
sesuai dengan ajaran agama. Kita harus berupaya seoptimal mungkin walaupun pada
akhirnya Allah jualah yang akan menentukan. Proses dan karakteristik orang yang
berpotensi menjadi kaya adalah sebagai berikut:
Karakteristik
menjadi kaya Mengenai ide merupakan hal yang sangat penting dalam mencari
peluang usaha yang akan dijalani, untuk mewujukkan ide ini diperlukan
kemampuan yang baik. Kemampuan yang harus dipunyai mencakup administrasi dan
manajemen, setelah semua kita miliki maka usaha yang dirintis yang tergantung
dengan relasi yang kita punyai. Peluang usaha misalnya adanya kebutuhan
masyarakat sekitar yang belum terpenuhi oleh perusahaan lain, atau kita
memiliki aset yang strategis untuk PROSES DAN KARAKTERISTIK ORANG YANG
BERPOTENSI MENJADI KAYA IDE + KEMAMPUAN + RELASI PELUANG USAHA KERJA KERAS
MANAJEMEN USAHA HEMAT & MENABUNG O P E R A S I O N A L I S A S I K A Y A
Selanjutnya diikuti dengan usaha
kerja keras, manajemen yang baik, jangan salah urus, tekuni selalu, kontrol,
tidak boros, berhemat dan menabung untuk peningkatan permodalan masa
selanjutnya. Banyak usaha yang memberi peluang untuk dikelola oleh orang-orang
yang kreatif dan pertimbangan yang harus digunakan, sangat tergantung pada
minat latar belakang anda, minat, modal yang tersedia, tempat, lokasi, peluang
dsb. Sebelum membuka suatu usaha sebaiknya hal itu didiskusikan bersama orang
yang kita yakini dapat memberi pertimbangan, baik yang pro ataupun yang kontra,
agar kita dapat mengambil keputusan secara tepat dan berhasil.
B. Macam-Macam
Perdagangan
a. Perdagangan Besar Adalah segala aktivitas marketing yang
menggerakkan barang-barang dari produsen ke pedagang eceran atau ke
lembaga-lembaga marketing lainnya. Jika kita lihat dari proses marketing yang
meliputi konsentrasi, dan distribusi, maka proses pengumpulan dan pengembangan
(konsentrasi dan equasi dilakukan oleh perdagangan . PRODUSEN PEDAGANG BESAR Pengumpulan Penyortiran PEDAGANG KECIL
/ECERAN Distribusi . Proses distribusi pada pedagang besar Untuk
meneliti apakah kegiatan distribusi itu merupakan kegiatan perdagangan besar
atau bukan, ada 3 macam sifat yang bisa diperhatikan: 1. Motif pembelian
memiliki tujuan bahwa barang bukan untuk dikonsumsi, tetapi untuk dijual
kembali dengan memperoleh keuntungan.
2. Jumlah pembelian. - commercial
consumers, - industrial consumers, dan - governmental
consumers.
3. Cara-cara usaha dari perusahaan tersebut. Mengenai cara berusaha
ada beberapa kriteria, yaitu: - Perdagangan besar mempunyai usaha yang
diskriminatif, hanya melayani pedagang eceran, tidak melayani semua konsumen. -
Transaksi perdagangan besar adalah besar, dalam arti lebih besar dari kebutuhan
sehari-hari. - Harga-harga dapat berubah sesuai situasi. bukan one price policy
seperti pada pedagang, tetapi dapat diadakan korting, kredit, caracara
pengiriman, dan sebagainya. Pedangan besar memegang peranan yang sangat
pengting, sehingga fungsi pedagang besar adalah:
1. Pengumpulan dan penyebaran
(assembling and distributing).
2. Pembelian dan penjualan (buyers and selling).
3. Pemilihan barang (selection of goods).
4. Pemberian kredit (financing).
5.
Penyimpanan (storage).
6. Pengangkutan (transportation).
b. Perdagangan Eceran
Kegiatan perdagangan besar dan perdagangan eceran adalah sangat penting dalam
proses penyaluran barang dan jasa. Tanpa usaha perdagangan besar dan eceran,
sulit produsen menyalurkan barangnya, walaupun beberapa produsen dapat langsung
menyalurkan barang kepada konsumen atau ke pengecer, tapi kegiatan tersebut
tidak dapat diandalkan dan tidak efisien. Apa yang diartikan dengan perdagangan
eceran atau retailing adalah; Retailing may be defined as the activities
incident to selling goods and services to ultimate consumers. Retailing is the
final link in the chain of distribution of most products from initial producers
to ultimate consumers. Artinya: Perdagangan eceran bisa didefinisikan sebagai
suatu kegiatan menjual barang dan jasa kepada konsumen akhir. Perdagangan
eceran adalah mata rantai terakhir dalam penyaluran barang dari produsen sampai
kepada konsumen. Sedangkan pedagang eceran adalah orang-orang atau toko yang
kerja utamanya mengecerkan barang. Dalam hal ini harus diingat kata UTAMA di
atas. Sebab dalam praktik bisa terjadi seorang pabrikan atau petani produsen
menjual langsung barangnya pada konsumen akhir, ini bukan retailer. Juga ada
retailer yang menjual barang untuk restoran (restoran bukan konsumen akhir),
ini juga bukan pekerjaan retailing. Jadi yang penting di sini ialah pekerjaan
utama retailing ialah menjual barang pada konsumen akhir. Perdagangan eceran ini sangat penting artinya bagi produsen, karena melalui
pengecer produsen dapat memperoleh informasi berharga tentang barangnya.
Produsen dapat menginterview pengecer, bagaimana komentar konsumen, mengenai
bentuk, rasa, daya tahan, harga dan segala sesuatu mengenai produknya. Juga
dapat diketahui mengenai kekuatan saingan. Produsen dan pengecer dapat memupuk
kerjasama yang saling menguntungkan. Produsen memasang iklan, memberi bonus,
mengadakan undian, memberi hadiah, semuanya dapat dilakukan melalui toko-toko
pengecer. Toko-toko pengecer dapat pula dipakai sebagai tempat memasang
spanduk, selebaran promosi dan produsen. Memang produsen biasanya mempergunakan
saluran distribusi melalui grosir, tapi informasi yang diperoleh melalui
grosir, kurang komplit. Oleh karena itu, bagian penjualan dari produsen lebih
senang menjual dan berhadapan langsung dengan toko pengecer agar mendapat
informasi dari tangan pertama. Perdagangan eceran dapat diklasifikasikan
sebagai berikut.
1. Perdagangan eceran besar.
2. Perdagangan eceran kecil
terdiri dari;
a. Eceran kecil berpangkalan.
b. Eceran kecil tidak berpangkalan.
Macam-macam Pedangang Eceran Ukuran yang
dipakai untuk klasifikasi ini ialah ownership pemilikan dan jumlah pegawai.
Perdagangan eceran kecil biasanya mempunyai 2 atau 3 pegawai/pelayan. Pelayan
itu kadang-kadang adalah anggota keluarga sendiri, ataupun orang lain yang
digaji. Yang mengendalikan keuangan, pembelian barang biasanya di pegang
langsung oleh pemilik atau keluarga lain yang digaji. Yang mengendalikan
keuangan, pembelian barang biasanya di pegang langsung Pedagang Eceran Eceran
Besar Eceran Kecil Berpangkalan Tak Berpangkalan Eceran Kecil Eceran Kecil
Pakai Alat Tanpa Alat oleh pemilik atau keluarga lain
yang dipercaya, masih jarang dijumpai sistem manager bergaji penuh diserahi
mengurus kegiatan perdagangan eceran ini. Perdagangan eceran kecil
berpangkalan, ialah yang mempunyai tempat yang tetap, seperti toko kecil, kios,
dan warung. Sedang yang tidak berpangkalan adalah pedagang eceran yang tak
mempunyai tempat usaha. Kelompok ini dapat dibagi atas yang memakai alat
seperti tukang bakso, tukang sepatu, tukang rujak, dsb. dan ada pula yang tak
pakai alat seperti tukang catut. Kotler (2003:536) dalam Bob Foster membagi
tipe-tipe pedagang eceran menjadi tiga bagian besar yaitu:
1) Store Retailer
(pedagang eceran bertoko)
a) Speciality storeAoko khusus
b)Department storeAoko
serba ada
c) Supermarket/toko swalayan
d)Convenience storeAoko barang kebutuhan
sehari-hari
e) Superstore, Combination Store, and Hypermarket (toko super, toko
gabungan, dan hypermarket)
f) Discount store Toko pembeli potongan harga
g) Off
price retailerAoko gudang h) Catalog showroom/ruung pamer katalog
2) Non Store
Retailer (pedagang eceran bukan toko)
a)Direct selling (penjualan langsung)
b)Direct marketing (pemasaran langsung)
c)Automatic vending machine (mesin
penjaja otomatis)
d)Buying service (pelayanan pembeli)
3) Retailer Organization
(organisasi pedagang eceran)
a) Corporate chain (mata rantai perusahaan)
b)Voluntary chain and retail cooperative (rantai suka rela dan koperasi
pedagang eceran)
c) Customer cooperative (koperasi konsumen)
d) Franchise
organization (organisasi hak guna paten/franchise)
e) Merchandising
conglomerate (konglomerat dagang) Kita sudah banyak mengenal tipe ritel,
speciality store (toko khusus), seperti toko olahraga, toko perabot, pakaian,
toko buku dsb. department store, supermarket, convenience store, menjual
kebutuhan sehari-hari (toko P & D) biasanya berada dekat wilayah pemukiman.
C. Keuntungan dan Kelemahan Perdagangan Eceran Beberapa keuntungan dari
perdagangan eceran kecil adalah:
1. Modal yang diperlukan adalah kecil dan
rentabilitasnya besar.
2. Pedagang-pedagang eceran kecil menganggap bahwa
pendapatnya dari usaha itu merupakan pendapatan tambahan atau kadang-kadang hanya iseng atau mengisi waktu lowong terutama pada
daerah musiman.
3. Tempat kedudukan pedagang-pedagang eceran kecil biasanya
paling strategis. Mereka selalu mendekatkan the center of consumers (pusatpusat
konsumen).
4. Hubungan antara pedagang eceran kecil dan konsumen adalah kuat
misalnya kita lihat pembeli-pembeli pada warung-warung kopi mengadakan obrolan
yang intim sekali dengan pemiliknya. Fakior-faktor kelemahan:
· Kelemahan yang terdapat
pada perdagangan eceran kecil ini ialah: Keahlian kurang
· Administrasi dalam arti
pembukuan tidak diperhatikan, sehingga kadangkadang habis dimakan. Pedagang
kecil tidak mampu mengadakan sales promotion.
D. Faktor-faktor yang mendorong
majunya toko eceran
Banyak sekali faktor yang mendorong toko-toko eceran ke
arah kemajuan, antara lain: - Lokasi/tempat toko eceran Tempat yang strategis
dari toko eceran ini sangat besar pengaruhnya kepada kemajuan kelancaran
penjualan barang pada toko tersebut. Apabila tokotoko itu terletak pada tempat
yang terpencil harganya akan lebih mahal dibandingkan dengan toko-toko yang
letaknya di daerah ramai, karena toko eceran yang letaknya pada pusat keramaian
kota akan lebih banyak dikunjungi oleh para konsumen. Toko ini akan memiliki
volume penjualan lebih tinggi dibandingkan dengan toko-toko eceran yang
letaknya jauh dari pusat keramaian kota besar. Pemilihan lokasi ini sangat
penting karena akan mempengaruhi tingkat profitabilitas dan kontinuitas usaha
dalam jangka panjang. Menurut Kotler (2004: 446) dalam Bob Foster, Retailing
are accustomed to saying that the three keys to success are location, location
and location. Jadi tiga kunci sukses bagi toko eceran adalah lokasi, lokasi dan
lokasi. Hal ini menyiratkan betapa pentingnya keputusan mengenai lokasi bagi
usaha eceran. Lokasi juga akan mempengaruhi citra toko atau kepribadian toko
dan kekuatan daya tank yang dibuat oleh toko terhadap pelanggannya. Jika daya
tank lainnya sama diantara beberapa toko, maka konsumen pasti akan memilih toko
terdekat dengan tempat tinggalnya, karena akan memberi kenyamanan, hemat waktu
dan tenaga, lebih kecil pengorbanan konsumen dilihat dari segi: money, energy,
dan fisik. Walaupun dalam jangka panjang, lokasi dipengaruhi oleh perkembangan
pembangunan, para wirausahawan hams jeli mempertimbangkan lokasi pada saat akan
mendirikan perusahaan. Lengkapnya
barang pada toko-toko eceran akan sangat menarik bagi konsumen. Lengkap di sini
diartikan barang-barangnya komplit sesuai dengan jenis barang yang
diperdagangkan. Jika barang tidak lengkap, maka konsumen akan mencarinya ke
toko lain. Pada hati konsumen akan timbul anggapan bahwa toko tidak lengkap,
akhirnya konsumen pindah menjadi langganan toko lain tersebut. Ragam produk
yang akan dijual harus disesuaikan dengan pasar sasaran, siapa konsumen kita,
Disamping ragam barang, faktor lain yang harus dipertimbangkan ialah jumlah
barang yang disediakan, kualitas, model dsb. Sesuai dengan position toko
eceran, mungkin perlu diperhatikan, barang bermerek nasional, barang impor,
saat penjualan istimewa, menyediakan stok lebih banyak pada hari-hari besar,
hari lebaran, dsb. Ada lima prinsip yang perlu dipertimbangkan mengenai barang
yang harus disediakan yaitu
1) the right merchandise
2) in the right place
3)
at the right time
4) at the right price
5) in the right quantities (Minichello
dalam Bob Foster 2005: 48)
Jadi barang dagangan siap tersedia ditoko, pada saat
yang tepat, jumlah yang tepat, harga yang tepat, semuanya harus direncanakan
secara tepat. Misalnya masyarakat akan menghadapi hari raya lebaran, atau akan
menghadapi tahun ajaran baru sekolah. Para pengusaha yang bergerak dalam
komoditi yang terkait dengan suasana hari-hari tersebut harus segera mengatur
persediaan barang, sediakan stok yang cukup dengan membeli lebihbanyak dari
hari-hari biasa, mutu harus sesuai, dan tepat pada waktunya bisnis akan
berjalan lancar, dapat memenuhi kebutuhan konsumen dengan cara memuaskan. -
Ketepatan Harga Harga yang tepat sangat penting demi kemajuan toko eceran yang
berada di kota besar. Toko eceran yang menetapkan harga jual yang cukup murah,
atau harga pasti, harus selalu mencari informasi supaya harga yang ditetapkan
jangan terlalu tinggi dari pada harga saingan, dan ini harus benarbenar
diperhatikan oleh toko eceran tersebut, terutama untuk barangbarang yang sangat
terkenal. Bahkan ada toko-toko eceran yang menetapkan harga untuk barang-barang
yang dikenal umum di bawah harga pasar. Strategi toko eceran menetapkan
kebijaksanaan harga antara lain adalah untuk menarik langganan, tokonya
terkenal sebagai toko murah, sehingga tokonya mendapat tempat dihati konsumen,
sehingga citra toko makin meningkat, dapat mengatasi saingan serta volume
penjualan makin naik. - Suasana toko (Store Atmosphere) Atmosfir toko ini
merupakan perasaan/ kejiwaan pada seseorang pada saat memasuki toko. Calon
konsumen sudah mempunyai bayangan tentang sutu toko sebelum ia masuk mencari
barang dan mengetahui harganya, ia akan betah dalam toko atau cepat keluar
lagi. Dalam bahasa kita atmosfir adalah suasana toko
yang meliputi berbagai tampilan interior, eksterior, tata letak, lalu lintas
internal toko, kenyamanan, udara, bau, layanan, musik, seragam pramuniaga,
pajangan/ display barang dsb. yang menimbulkan daya tarik bagi konsumen dan
membuatnya betah, serta membangkitkan keinginan untuk membeli. Suasana toko dan
lingkungan sekitar sangat besar pengaruhnya dalam persepsi konsumen. Oleh sebab
itu jangan lalai memperhatikan dekorasi dan keteraturan bagian depan toko.
Bagian depan inilah yang menjadi pusat perhatian pertama dari konsumen.
Kemudian bagian dalam toko berupa, layout, displays, wall and floor colors,
lighting, scents, music and the kind of sales personnel also contribute to
store image (Berman and Revans, 1998:48) Beberapa hal penting dari berbagai
aspek tersebut adalah:
·
Eksterior
·
Interior
·
Layout
·
Karyawan
3. Pedagang Kaki Lima Pedagang kaki lima sangat populer di negara
kita. Kepopuleran pedagang kaki lima ini mungkin dalam arti yang positif dan
mungkin juga dalam arti negatif. Positifnya, perdagangan kaki lima, secara
pasti dapat menyerap lapangan pekerjaan, dari sekian banyak penganggur. Para
penganggur ini mencoba berkreasi, berwirausaha, dengan modal sendiri ataupun
tanpa modal. Yang penting mereka adalah orang-orang berani menempuh kehidupan
dan mencoba untuk merubah nasibnya, berjuang memenuhi tuntutan hidup, jika
tidak demikian mereka berarti mati. Menteri Tenaga Kerja, beserta ketua Kadin
Pusat, telah mencanangkan, agar kehidupan pedagang kaki lima, dibina, diatur,
jangan dikejar-kejar, jangan dimatikan, digusur karena mereka sudah turut
menyumbangkan andil dalam membangun lapangan kerja. Pedagang kaki lima sangat
membantu konsumen, mudah mendapat barang, servis cepat, sambil lewat di kaki
lima, dapat membeli sekedar oleh-oleh buat anak-anaknya. Harga dan merek yang
ditawarkan, biasanya mula-mula tinggi, tapi akhirnya dapat ditawar serendah
mungkin. Dengan cara demikian baik pembeli maupun penjual merasa mendapat
keuntungan. Pengertian Pedagang Kaki Lima Menurut pengamatan dari Fakultas
Hukum Unpar dalam penelitiannya yang berjudul "Masalah Pedagang Kaki Lima
di Kota Bandung dan penertibannya melalui operasi TIBUM 1980", menyatakan
bahwa yang dimaksud dengan pedagang kaki lima ialah orang (pedagang) golongan
ekonomi lemah, yang berjualan barang kebutuhan sehari hari, makanan atau jasa
dengan modal yang relatif kecil, modal sendiri atau modal orang lain, baik berjualan
di tempat terlarang ataupun tidak. pengertian tempat di tepi jalan yang lebarnya lima kaki (1
feet). Tempat ini umumnya terletak ditrotoir, depan toko dan tepi jalan. Ada
yang menyatakan bahwa istilah pedagang kaki lima berasal orang yang berdagang
yang menggelarkan barang dagangannya, mereka menyediakan tempat darurat,
seperti bangku-bangku yang biasanya ya berkaki empat, ditambah dengan sepasang
kaki pedagangnya sehingga berjumlah lima, maka timbullah julukan pedagang kaki
lima. Terlepas asal usul nama kaki lima tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
pedagang kaki lima ialah setiap orang yang melakukan kegiatan usaha dengan
maksud memperoleh penghasilan yang sah, dilakukan secara tidak tetap, dengan
kemampuan terbatas, berlokasi di tempat atau pusat-pusat konsumen, tidak
memiliki izin usaha. Adapun ciri-ciri pedagang kaki lima ialah:
1. Kegiatan
usaha, tidak terorganisir secara baik.
2. Tidak memiliki surat izin usaha.
3.
Tidak teratur dalam kegiatan usaha, baik ditinjau dari tempat usaha maupun jam
kerja.
4. Bergerombol di trotoir, atau di tepi-tepi jalan protokol, di
pusat-pusat di mana banyak orang ramai.
5. Menjajakan barang dagangannya sambil
berteriak, kadang-kadang berlari mendekati konsumen. . Masalah pedagang kaki
lima ini sudah diseminarkan di negara lain yang diprakarsai oleh International
Development, mengenai hawkers and vendors = pedagang kaki lima (hawkers =
penjaja, vendors = penjual keliling), seperti diadakan di Malaysia, Philipna,
Singapura dan Indonesia (Jakarta, Bandung). Sesuai dengan perkembangan adanya
era reformasi di Indonesia, maka Walikotamadya Bandung dalam kata pembukaan
pada Lokakarya Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima (PKL) tanggal 6-7 Juli 1999,
menyatakan: PKL bukan untuk dilarang, bukan untuk diusir, bahkan bukan untuk
dijadikan sapi perahan. Namun, lebih dari itu PKL adalah merupakan asset yang
potensial apabila dibina, ditata, dan dikembangkan status usahanya. Lebih
khusus dalam peningkatan laju pertumbuhan ekonomi kota atau dapat meningkatkan
pendapatan asli daerah. PKL memiliki karakteristik pribadi wirausaha, antara
lain mampu mencari dan menangkap peluang usaha, memiliki keuletan, percaya
diri, dan kreatif, serta inovatif PKL mempunyai potensi yang sangat besar dan
dapat dimanfaatkan sebagai berikut: a. PKL tidak dapat dipisahkan dari unsur
budaya dan eksistensinya tidak dapat dihapuskan. b. PKL dapat dipakai sebagai
penghias kota apabila ditata dengan baik. c. PKL menyimpan potensi pariwisata.
d. PKL dapat menjadi pembentuk estetika kota bila didisain dengan baik. Buku
Kewirausahaan V - 12 4. Franchising (Waralaba) Akhir-akhir ini berkembang usaha
dalam bidang franchising. Usaha ini dipelopori oleh pengusaha-pengusaha Amerika
yang memberi hak kepada partnernya misalnya di Indonesia untuk menjual atau
mendistribusikan produk-produk Amerika di pasaran Indonesia. Yang paling
terkenal adalah produk-produk fast food seperti Me Donald, Kentucky dan
sebagainya. Hisrich-Peters (1995:513) memberikan definisi: Franchising may be
defined as "an arrangement where by the manufacturer or sole distributor
of a trade marked product or service gives exclusive rights of local
distribution to independent retailers in return for their payment of royalties
and conformance to standardized operating procedures. (Artinya: Franchising
didefinisikan sebagai pelimpahan dari pabrikan atau distributor suatu produk
atau jasa yang diberikan kepada agen-agen lokal atau pengecer dengan membayar
sejumlah royalti). Definisi lain diberikan oleh Bygrave (1994:353): Robert T.
Justis, Professor of Franchising at the University of Nebraska, defines
franchising in general as a business opportunity by which the owner, producer,
or distributor (franchisor) of a service or trade marked product grants exclusive
rights to an individual (franchisee) for the local distribution of the product
or service, and in return receives a payment or royalty and conformance to
quality standards. (Artinya: franchising merupakan sebuah peluang bisnis di
mana pemilik, produsen atau distributor sebagai franchisor dari barang dan jasa
atau merek tertentu memberi hak kepada individu atau franchising untuk menjadi
agen lokal dari barang dan jasa dan sebagai imbalannya menerima pembayaran atau
royalti yang telah ditetapkan). Orang yang memberikan franchising disebut
franchisor sedangkan orang yang menerima franchising disebut franchisee setelah
adanya perjanjian perlimpahan franchising ini maka terbuka peluang bagi
franchisee untuk niemasuki bisnis baru dan mempunyai kesempatan untuk sukses.
Untuk pelaksanaan franchising dibuat semacam kontrak antara franchisor dan
franchisee. Format kontrak ini mencakup rencana pemasaran prosedur
aliran-aliran dokumen, pelaksanaan bantuan dan usaha pengembangan bisnis.
Kontrak franchising ini disebut pula license agreement atau franchise contract.
Merek dagang merupakan aset yang paling berharga bagi franchisor oleh sebab itu
faktor-faktor bentuk bangunan dan disain yang spesifik, disain perabot dan
perlengkapan serta formula dan resep-resep makanan yang dirahasiakan merupakan
bagian terpenting tetap menjadi milik franchisor. Aset tersebut hak paten bagi
franchisor. Apa Saja yang Dapat Dijadikan Franchising
Produk-produk yang dapat dijadikan franchising adalah:
1. Barang atau jasa yang
telah mempunyai pasaran luas dan citra unggul.
2. Formula paten atau desain
tertentu.
3. Nama dagang atau merek dagang.
4. Konsultan manajemen keuangan
atau pengawasan.
5. Promosi advertising dan pembelian.
6. Kantor pusat
pelayanan Keuntungan Franchising Keuntungan yang jelas bagi franchising adalah
resiko yang ditanggungj tidak sebesar memulai usaha baru dari awal.
E. Keuntungannya antara Iain:
1. Produk yang ditawarkan telah memasuki pasaran
yang luas dan diterimaf oleh umum.
2. Franchising tidak perlu mengeluarkan
biaya lagi untuk memperkenalkaflj kredibilitas perusahaan induknya. 3. Keahlian
manajemen karena pengalaman sudah lama dari franchisor dia dapat memberikan
bantuan manajemen kepada franchisee. Dapat| diberikan pelatihan-pelatihan dalam
bidang akunting, manajeme personalia, marketing dan produksi.
4. Kelengkapan
modal ini mencakup fasilitas perlengkapan, tata letak| kontrol persediaan dan
sebagainya. Pengetahuan tentang pasar. Karena pengetahuan tentang pasar sudah
begitu tinggi maka dengan mudah dilakukan perencanaan secara detil untuk
menghadapi pasar lokal. Hal ini sangat penting karena pasar regional atau pasar
lokal ada kesamaan dan juga ada perbedaan. Masalah persaingan, media promosi,
selera masyarakat perlu diperhatikan. Untuk mengatasi hal ini maka franchisor
dapat memberikan nasihat dan bantuan untuk memecahkan segala masalah yang
dijumpai.
Kesimpulan dari bacaan pertama ini adalah :umumnya waralaba
dibedakan menurut tiga karakteristik:
1. Pemberi waralaba memiliki merek dagang
atau jasa dan memberi lisensi kepada pewaralaba dengan imbalan royalti.
2.
Pewaralaba diharuskan membayar kewajiban untuk menjadi bagian sistem tersebut.
Kewajiban ini merupakan sebagian kecil modal awal yang harus dikeluarkan
pewaralaba.
3. Pemberi waralaba (franchisor) menyediakan suatu sistem pemasaran
dan sistem operasi untuk menjalankan kegiatan bisnis.
BACAAN 2
PROFIL USAHA
Semakin maju suatu negara semakin banyak orang
yang terdidik, dan banyak pula yang menganggur, maka semakin
dirasakan pentingnya wirausaha. pembangunan akan lebih mantap jika ditunjang
oleh wirausaha karena kemampuan pemerintah sangat terbatas. Pemerintah tidak
akan mampu menggarap semua aspek pembangunan karena sangat banyak membutuhkan
anggaran belanja, personalia dan pengawasannya.
Oleh sebab itu wirausaha merupakan potensi
pembangunan, baik dalam jumlah maupun dalam mutu wirausaha itu sendiri.
Sekarang ini kita menghadapi kenyataan bahwa jumlah wirausaha di Indonesia
masih sedikit dan mutunya belum bisa dikatakan hebat, sehingga persoalan
pembangunan wirausaha di Indonesia merupakan persoalan mendesak bagi suksesnya
pembangunan.
Oleh karena itu dalam makalah ini kami akan
mencoba menyajikan kepada pembaca berbagai contoh profil usaha yang kiranya
dapat menjadi tambahan asupan ilmu sehingga nantinya kami berharap ilmu itu
memiliki kontribusi bagi terciptanya usaha-usaha baru yang turut serta
mensejahterakan masyarakat Indonesia.
1). Perdagangan Besar
Perdagangan besar ialah
segala aktivitas marketing yang menggerakkan barang-barang dari produsen ke
pedagang eceran atau ke lembaga-lembaga marketing lainnya. Jika kita lihat dari
proses marketing yang meliputi kosentrasi, ekuasi, dan distribusi, maka proses
pengumpulan dan pengembangan (konsentrasi dan ekuasi dilakukan oleh perdagangan
besar).
Untuk meneliti apakah
kegiatan distribusi itu merupakan kegiatan perdagangan besar ataubukan, ada
tiga macam sifat yang bisa diperhatikan:
(1). Motif pembelian.
Motif pembelian memiliki
tujuan bahwa barang bukan untuk dikonsumsi, tetapi untuk dijual kembali dengan
memperolh keuntungan.
(2). Jumlah Pembelian
Kita mengenal beberapa kategori konsumen:
ü Komersial consumer
ü Industrial cosumers dan
ü Gobermental consumer.
Pembelian perdagangan
eceran ialah pembelian yan dimaksudkan untuk diri sendir atau keluarga
sendiri/kawan sendiri. Sedangkan pembelian perdagangan besar ialah pembelian
sejumlah besar barang yang bukan dimaksudkan untuk diri sendiri atau keluarga
sendiri/kawan sendiri.
(3). Cara-cara usaha dari perusahaan tersebut.
Mengenai cara berusaha ada beberapa
kreteria yaitu:
ü Pedagang besar yang mempunyai usaha yang
diskriminatif, hanya melayani pedagang eceran, tidak melayani semua konsumen.
ü Transaksi perdagangan besar adlah besar,
dalam arti lebih besar dari kebutuhan sehari-hari.
ü Harga-harga dapat berubah sesuai situasi.
Bukan one price policy seperti pada pedagang, tetapi dapat diadakan korting,
kredit, cara-cara pengiriman dan sebagainya.
Menurut Paul D. Converse,
Huegy and Mitchell menyatakan perdagangan besar meliputi segala aktivitas
marketing yang menggerakkan barang-barang dari produsen ke pedagang-pedagang
eceran.
Fungsi-fungsi pedagang besar
1. pengumpulan
dan penyebaran yaitu usaha mengumpulkan barang dari berbagai produsen kemudian
menyebarkan ke pedagang eceran.
2. Pemebelian
dan penjualan setiap pembelian harus berdasarkan barang yang laku di pasar.
3. Pemilihan
barang. Pemilihan barang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pembelian dan
penjualan karena pemilihan barang terutama berdasarkan jenis, mutu dan harga
barang pilihannya.
4. Pemebrian
kredit fungsi kredit sangat memegang peranan penting umumnya dalam hasil
industri oleh grosir.
5. Penyimpanan
merupakan fungsi grosir yang tidak dapat diabaikan apalagi dengan semakin
jauhnya konsumen. Setiap kali proses pembelian terjadi biasanya disimpan lebih
dulu dalam gudang untuk diolah lagi atau dipilih untuk memudahkan penjualan.
6. Pengangkutan
fungsi pengangkutan sangat penting bagi kelancaran penyampaian barang pada
pedagang eceran atau konsumen.
2). Perdagang Eceran
Dalam
bahasa inggris, penjualan eceran disebut dengan retailing. Artinya,
pedagang eceran bisa didefinisikan sebagai suatu kegiatan menjual barang dan
jasa kepada konsumen akhir. Pedagang eceran adalah mata rantai terakhir dalam
penyaluran barang dari produsen sampai ke konsumen. Pedagang eceran sangat
penting artinya bagi produsen karena melalui pengecer produsen memperoleh
informasi berharga tentang barangnya.
Bisnis
Ritel secara umum bisa diklasifikasikan menjadi dua kelompok besar yaitu
perdagangan eceran besar dan perdagangan eceran kecil. Perdagangan eceran kecil
terdiri atas eceran kecil yang berpangkal an dan pedagang eceran kecil tidak
berpangkalan.Peritel yang berhasil adalah yang bisa menyesuaikan barang dan
jasanya dengan permintaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perdagangan
eceran adalah :
1.
Tersedianya barang
yang tepat
2.
Pada saat yang tepat
3.
Di tempat yang tepat
4.
Dalam kuantitas yang
tepat
5.
Dengan harga yang
tepat
6.
Penjualan dengan cara
yang tepat
7.
Dalam kualitas yang
tepat
Selain ketujuh hal tersebut, pengecer juga
harus mempertimbangkan kecenderungan-kecenderungan berikut : menurunnya
pertumbuhan ekonomi dan penduduk, kenaikan biaya modal, tenaga kerja dan
energi, perubahan gaya hidup konsumen, pola berbelanja dan sikap dalam
berbelanja, munculnya teknologi baru seperti mesin kasir komputer, bertambahnya
kekuatan besar, serta banyaknya regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah yang
mempengaruhi pedagang eceran.
Perubahan-perubahan tersebut menuntuk adanya
manajemen yang lebih professional dalam penjualan eceran. Karena itu, manajemen
puncak harus trampil dalam merancang dan melaksanakan sistem untuk mendapatkan
laba. Untuk itu, harus dilakukan penelitian agar didapatkan produktivitas yang
lebih tinggi yang akan membantu perkembangan bentuk-bentuk penjualan eceran
dengan biaya yang rendah. Banyak inovasi yang harus dilakukan untuk menekan
biaya operasi yang semakin tinggi.
Klasifikasi pedagang eceran:
1. Perdagangan eceran besar
2. Perdagangan eceran kecil yang terdiri dari
Ø Eceran kecil berpangkalan yaitu yang
mempunyai tempat yang tetap, seperti toko kecil, kios, dan warung.
Ø Eceran kecil tidak berpangkalan yaitu
pedagang eceran yang tidak mem[punyai tempat usaha seperti tukang bakso, tukang
sepatu, tikang rujak dan tukang catut.
Keuntungan dan kerugian perdagangan eceran:
1. Modal
yang diperlukan adalah kecil dan rentabilitasnya besar.
2. Pedagang-pedagng
eceran kecil menganggap bahwa pendapatannya dari usaha itu merupakan pendapatan
tambahan atau kadang-kadang hanya iseng atau mengisi waktu luang terutama
daerah musiman.
3. Tempat
kedudukan pedagang-pedagng eceran kecil biasanya paling strategis. Mereka
selalu mendekatkan pusat-pusat konsumen.
4. Hubungan
antara pedagang eceran kecil dan konsumen adalh kuat misalnya kita liat
pembeli-pembeli pada warung-warung kopi mengadakan obrolan yang intim sekali
dengan pemiliknya.
Faktor-faktor kelemahan
Ø Keahlian kurang
Ø Administrasi (pembukuan) tidak diperhatikan
sehingga kadang-kadang habis dimakan.
Ø Pedagang kecil tidak mampu mengadakan sales
promotion.
Faktor-faktor yang mendorong majunya toko
eceran antara lain:
1. Lokasi
atau tempat toko eceran
2. Kelengkapan
barang.
3. Ketepatan
harga.
3). Pedagang Kaki Lima
Pedagang
Kaki Lima atau disingkat PKL adalah istilah untuk menyebut penjaja dagangan
yang menggunakan gerobak. Istilah itu sering ditafsirkan demikian karena jumlah kaki pedagangnya ada
lima. Lima kaki tersebut adalah dua kaki pedagang ditambah tiga
"kaki" gerobak (yang sebenarnya adalah tiga roda atau dua roda dan
satu kaki). Saat ini istilah PKL juga digunakan untuk pedagang di jalanan pada
umumnya.
Sebenarnya
istilah kaki lima berasal dari masa penjajahan kolonial Belanda.
Peraturan pemerintahan waktu itu menetapkan bahwa setiap jalan raya yang
dibangun hendaknya menyediakan sarana untuk pejalanan kaki. Lebar ruas untuk
pejalan adalah lima kaki atau sekitar satu setengah
meter.
Dibeberapa
tempat, pedagang kaki lima dipermasalahkan karena menggangu para pengendara
kendaraan bermotor. Selain itu ada PKL yang menggunakan sungai dan saluran air
terdekat untuk membuang sampah dan air cuci. Sampah dan air sabun dapat lebih merusak
sungai yang ada dengan mematikan ikan dan menyebabkan eutrofikasi. Tetapi PKL
kerap menyediakan makanan atau barang lain dengan harga yang lebih, bahkan
sangat, murah daripada membeli di toko. Modal dan biaya yang dibutuhkan kecil,
sehingga kerap mengundang pedagang yang hendak memulai bisnis dengan modal yang
kecil atau orang kalangan ekonomi lemah yang biasanya mendirikan bisnisnya
disekitar rumah mereka.
Pedagang kaki lima
mempunyai dua dampak yaitu dampak positif dan negatif. Positifnya pedagang kaki
lima secara pasti dapat menyerap lapangan pekerjaan dari sekian banyak
penganggur. Sedangkan negatifnya pedangang kaki lima tidak menghirukan tata
tertib, keamanan, kebersihan dan kebisingan.
Adapun ciri-ciri pedagang kaki lima ialah:
1. Kegiatan
usaha tidak terorganisir secara baik,
2. Tidak
memilki surat izin usaha,
3. Tidak
teratur dalam kegiatan usaha, baik ditinjau dari tempat usaha maupun jam kerja,
4. Bergerombolan
di trotoar atau tepi-tepi jalan protokol, di pusat-pusat dimana banyak orang
ramai.
5. Menjajakan
barang dagangannya sambil berteriak, kadang-kadang berlari mendekati konsumen.
PKL memiliki karakteristik prbadi wirausaha
antara lain, mampu mencari dan menangkap peluang usaha, memiliki keuletan,
percaya diri, dan kreatif serta inovatif.
4). Franchising
(waralaba)
Hisrich-peteres
mendefinisikan waralaba sebagai pelimpahan dari pabrikaan atau distributor
suatu produk atau jasa yang diberikan kepada agen-agen lokal atau pengecer
dengan sejumlah royalty. Sedangkan Bygrave mendefinisikan waralaba sebagai
sebuah peluang bisnis dimana pemilik, produsen atau distributor sebagai
Franchisor dari barang dan jasa atau merk tertentu member hak kepada individu
atau Franchising menjadi agen lokal dari barang dan jasa dan sebagai imbalannya
menerima pembayaran atau royalty yang telah ditetapkan.
Sejumlah
pakar lain juga ikut memberikan definisi terhadap waralaba. David
J.Kaufmannmemberi definisi franchising sebagai sebuah sistem pemasaran dan
distribusi yang dijalankan oleh institusi bisnis kecil (franchisee) yang
digaransi dengan membayar sejumlah fee, hak terhadap akses pasar oleh
franchisor dengan standar operasi yang mapan dibawah asistensi franchisor.
Sedangkan
menurut Reitzel, Lyden, Roberts & Severance, franchise
definisikan sebagai sebuah kontrak atas barang yang intangible yang dimiliki
oleh seseorang (franchisor) seperti merek yang diberikan kepada orang lain
(franchisee) untuk menggunakan barang (merek) tersebut pada usahanya sesuai
dengan teritori yang disepakati.
Orang yang meberikan
Franchising disebut Franchisor sedangkan orang yang menerima Franchising
disebut Franchisee setelah adanya perjanjian Franchising ini maka terbuka
peluang bagi Franchisee untuk memasuki bisnis baru dan mempunyai kesempatan
untuk sukses.
Franchising (pewaralabaan) pada hakekatnya
adalah sebuah konsep pemasaran dalam rangka memperluas jaringan usaha secara
cepat. Dengan demikian, franchising bukanlah sebuah alternatif melainkan salah
satu cara yang sama kuatnya, sama strategsinya dengan cara konvensional dalam
mengembangkan usaha. Bahklan sistem franchise dianggap memiliki banyak
kelebihan terutama menyangkut pendanaan, SDM dan managemen, keculai kerelaan
pemilik merek untuk berbagi dengan pihak lain. Franchising juga dikenal sebagai
jalur distribusi yang sangat efektif untuk mendekatkan produk kepada
konsumennya melalui tangan-tangan franchisee.
Produk-produk yang dapat dijadikan
Franchising adalah:
1. Barang
atau jasa yang telah memiliki pasaran luas atau unggul.
2. Formula
paten atau desain tertentu.
3. Nama
dagang atau merk dagang.
4. Konsultan
manajemen keuangan atau pengawasan.
5. Promosi
advertising dan pembelian.
6. Kantor
pusat pelayanan.
Keuntungan Franchising
1. Produk
yang ditawarkan telah memasuki pasaran yang luas ddan diterima oleh umum.
2. Franchising
tidak perlu mengeluarkan biaya lagi untuk memeperkenalkan kredibilitas
perusahaan induknya.
3. Keahlian
manajemen karena pengalaman sudah lama dari Franchisor dia dapat meberikan
bantuan kepada manajemen kepada Franchisee. Dapat diberikan pelatihan-pelatihan
dalam bidang akunting, manajemen personalia, marketing dan produksi.
4. Kelengkapan
modal ini mencakup fasilitas perlengkapan, tata letak, kontrol persediaan dan
sebagainya.
5. Pengetahuan
tentang pasar.
6. Pengawasan.
Sebagai kesimpulan uraian diatas ialah
umumnya waralaba dibedakan menurut k3 karakteristik :
1. Pemberi
waralaba memilki merek dagang atau jasa dan memberi lisensi kepada pewaralaba
dengan imbalan royalty.
2. Pewaralaba
diharuskan membayar kewajiban untuk menjadi bagian sistem tersebut. Kewajiban
ini merupakan sebagian kecil modal awal modal yang harus dikeluarkan
pewaralaba.
3. Pemberi
waralaba (Franchisor) menyediakan suatu sistem pemasaran dan sistem operasi
untuk menjalankan kegiatan bisnis.
5). Intrapreneurship
Pengertian intrapreneurship adalah
sikap dan jiwa entrepreneurship yang harus dimiliki seseorang,
semacam internal driven seseorang yang mampu bekerja mandiri dalam suatu
unit/organisasi. Intrapreneurship merupakan jembatan yang menghubungkan
jurang ilmu pengetahuan dan pasar. Artinya intrapreneurshi adalah suatu metedo
untuk mengstimulasi individu didalam organisasi yang mempunyai pemikiran bahwa
dia dapat melakukan sesuatu yang tampil beda dan hasil lebih baik
Para “intrapreneur” adalah
para profesional yang memiliki dan menerapkan entrepreneurship dan berhasil
mengembangkan ide-ide baru untuk memanfaatkan sumber daya di perusahaan dan
dengan mengambil risiko membangun sebuah bisnis berbeda dengan yang sudah
dijalankan.
Karakteristik kepemimpinan Intrapreneur
1. Mengerti lingkungan hal ini terutama
menyangkut kreatifitas seseorang.
2. Memiliki visi masa depan dan fleksibel.
Pemimpin memiliki visi masa depan dan mengarahkan segala potensi untuk mencapai
keberhasilan masa depan tersebut.
3. Menciptakan berbagai pilihan artinya seorang
intrapreneur mempunyai peluang menciptakan sesuatu yang baru.
4. Membentuk tim kerjasama yang terdiri dari
berbagai bidang keahlian.
5. Mendorong adanya diskusi terbuka. Diskusi
terbuka sangat penting untuk mengemukakan pendapat dalam rangka mencari sesuatu
yang baru.
6. Mempertahankan pendirian, artinya
kadang-kadang muncul frustasi dan haangan terhadap pelaksanaan ide-ide baru
intrapreneur mencoba bertahan dan mengatasi masalah-masalah tersebut sehingga
dapat dicapai suatu keberhasilan.