Selasa, 25 November 2014

Manusia Sebagai Makhluk Sempurna dan Makhluk Mulia

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling mulia dibandingkan dengan makhluk lainnya seperti Malaikat, Iblis, Hewan, dsb. Adapun kemuliaan manusia bermula ketika Allah berkehendak menjadikan Nabi Adam sebagai Khalifah-Nya di atas muka bumi dengan misi ibadah kepada-Nya. Kehendak Allah menjadikan manusia sebagai Khalifah-Nya di bumi itu tentunya berdasarkan ilmu dan perencanaan-Nya yang sangat matang. Sebab itu, ketika para malaikat mempertanyakan rencana Allah tersebut, Allah menjawabnya: “Sungguh Aku mengetahui apa yang kalian tidak ketahui.” (QS. Al-Baqarah : 30).
Kemuliaan tersebut bukan karena subyektivitas Tuhan Pencipta yang Maha Kuasa atas segala makhluk-Nya, melainkan berdasarkan standar ilmiyah terkait dengan rancangan penciptaan yang sangat sempurna baik fisik maupun non fisik seperti akal, qalb (hati), tanpa kehilangan syahwat dan nafsu hewaniyahnya, demikian juga gerak mekanik seluruh tubuhnya yang demikian indah dan dinamis. Dengan demikian, manusia dianugerahkan berbagai kelebihan, dan kelebihan-kelebihan tersebut tidak diberikan Allah kepada makhluk lain selain manusia dan telah pula menyebabkan mereka memperoleh kemuliaan-Nya. Allah menjelaskan-Nya : “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”. (QS. Al Isra’ : 70).
Ada beberapa indikasi dimuliakannya manusia, yaitu:

1. Peniupan ruh pada diri manusia. Allah SWT berfirman, “Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya ruh-Nya dan dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.” (QS As-Sajdah: 9).
2.
Allah memberikan manusia berbagai potensi seperti akal pikiran, kelebihan berbahasa dan keindahan fisik. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”(QS At-Tiin: 4)
3. Ditundukkannya alam semesta untuk manusia. Allah SWT berfirman,“Apakah kamu tidak melihat bahwasannya Allah menundukan bagimu apa yang ada di bumi dan bahtera yang berlayar di lautan dengan perintah-Nya, dan dia menahan (benda-benda) langit jatuh ke bumi dengan izin-Nya? Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.” (QS Al-Hajj: 65).
Dengan demikian Allah menciptakan gunung-gunung, lautan, sungai, binatang-binatang, tumbuh-tumbuhan dan sebagainya hanyalah untuk kepentingan manusia. Karena Allah telah menundukkan semua itu untuk manusia maka manusia pun dengan akal pikirannya bisa mengelola dan memanfaatkan Semua itu untuk kelangsungan dan kesejahteraan hidupnya. Allah benar-benar Maha Pengasih dan Maha Pemurah kepada manusia.
Manusia adalah makhluk Allah yang paling mulia selama mereka dapat memanfaatkan secara optimal tiga anugerah keistimewaan / kelebihan yang mereka miliki yakni, Spiritual, Emotional, dan Intellectual dalam diri mereka sesuai misi dan visi penciptaan meraka. Namun apabila terjadi penyimpangan misi dan visi hidup, mereka akan menjadi makhluk paling hina, bahkan lebih hina dari binatang dan Iblis bilamana mereka kehilangan control atas ketiga keistimewaan yang mereka miliki. Penyimpangan misi dan visi hidup akan menyebabkan derajat manusia jatuh di Mata Tuhan Pencipta dan di dunia. Allah telah menjelaskan dalam firman-Nya : “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (QS. Al A’raf : 179).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar