Rabu, 30 Maret 2016

PROPOSAL USAHA

BACAAN 1

PROPOSAL USAHA
Untuk memulai berwirausaha sangat mudah namun untuk menetapkan jenis usaha yang cocok dan menguntungkan sulit sekali. Menetapkan jenis usaha yang diinginkan perlu dipertimbangkan terlebih dahulu sebelum menetapkan perencanaan, permodalan dan pengalaman dalam bidang usaha. Kita perlu membaca-baca ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan masalah bisnis, mengikuti ceramah-ceramah tentang usaha, mengikuti seminar-seminar atau kursus-kursus sebagai bahan pertimbangan di dalam menetapkan usaha.
Proposal usaha adalah rancangan mengenai kegiatan usaha yang akan dilakukan. Proposal usaha diperlukan sebagai acuan terhadap pelaksanaan kegiatan usaha. Walaupun usaha tersebut dilakukan oleh pribadi, proposal tetap diperlukan untuk mengevaluasi jalannya usaha secara obyektif. Evaluasi secara obyektif diperlukan agar pengelola usaha dapat menilai sejauh mana keberhasilan dan apa yang menjadi penyebab kegagalan agar dapat dijadikan evaluasi dimasa yang akan datang.
Kegunaan proposal usaha diantaranya :
a. sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan usaha,
b. sebagai alat untuk menentukan kelayakan kegiatan usaha (feasibility study),
c. sebagai alat untuk meyakinkan penanam modal dan pemberi kredit (kreditur),
d. sebagai pdoman penilaian pelaksanaan kegiatan usaha.
Untuk itu diperlukan proposal yang baik dan representatif. Syarat-syarat proposal yang baik diantaranya :
1. Jelas (Clear)
yang dimaksud jelas, proposal harus dapat memaparkan kegiatan usaha secara jelas, terutama mengenai :
ˉ bidang usaha,
ˉ status kepemilikan,
ˉ surat izin badan usaha yang diperlukan,
ˉ bentuk kerja sama yang ditawarkan,
ˉ pasar produk yang ditawarkan,
ˉ tenaga kerja,
ˉ pesaing,
ˉ bahan baku.
2. Singkat (Consice)
Proposal harus ditulis singkat tanpa melupakan kaidah-kaidah penulisan dan mengurangi kejelasan dan kelengkapan proposal. Harap diingat, bahwa dunia usaha selalu harus mengikuti perkembangan, karenanya penyampaian sesuatu secara singkat dan tepat pada sasaran merupakan sesuatu keharusan
3. Lengkap (Complette)
Propposal harus dibuat secara lengkap, artinya proposal harus dibua dengan informasi pendukug. Kelengkapan informasi terutama mengenai pesaing dan peluang pasar akan sangat membantu pelaksanaan usaha. Usaha menutup-nutupi informasi akan menjadikan bumerang bagi pengelola usaha, karena pada waktunya akan diketahui juga.
4. Benar (Correct)
Kebenaran proposal sangat dipengaruhi oleh nurani pembuat. Jangan sampai karena ingin meyakinkan dan membuat proposal semenarik mungkin, penyusun menyembunyikan informasi-informasi yang yang dirasa kurang menguntungkan. Bila pada suatu waktu diketahui ketidkbenaran proposal, nama baik dan kredibilitas penyusun sangat dipertaruhkan. Adalah sesuatu hal yang sangat sulit meyakinkan orang, bila pernah membohonginya, dasar utama dari bisnis adalah kepercayaan, karenanya kepercayaan adalah sesuatu yang sangat mahal.
5. Tidak kadaluwarsa (up to date)
Keakuratan dan ketepatan data pendukungsangat diperlukan dalam penyusunan usaha. Perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat pesat mengharuskan kegiatanusaha mengikutinya. Proposal usahapun demikian, ia harus dibuat sesuai perkembangan. Perkembangan tidak hanya sebatas pada perkembangan ilmu dan teknoligi saja, tetapi juga perkembangan pranatadan nilai-nilai yang dianut masyarakat.
Perkembangan-perkembangan yang harus diperhatikan dalam penyusunan proposal usaha sehingga keakuratannya (up to date) tetap terjaga diantaranya :
ˉ harga dan perkembangan pesaing (Competitor),
ˉ selera masyarakat (The taste of society),
ˉ pereaturan pemerintah (The Government rule)
ˉ daya beli masyarakat (The buying power), dan
ˉ perkembangan ilmu dan teknologi (Sciens and technology)


Pembuatan Proposal Usaha
Proposal usaha mempunyai isi yang hampir sama dengan surat penawaran, yaitu sama-sma berisi bujukan. Surat penawaran berisi ajakan kepada pembaca untuk menggunakan produk yang ditawarkan, sedangkan proposal usaha, bila diberikan kepada orang lain, berisi ajakan agar pembaca tertarik untuk menanamkan modal pada kegiatan usaha tersebut atau mau memberikan kredit karena kemungkinan mendapatkan keuntungan.
Secara umum proposal usaha dibuat dengan membagi menjadi tiga bagian,
yaitu :
1. Bagian Pendahuluan
Berisi mengenai latar belakang mengapa kegiatan usaha layak dijalankan. Bagian pendahuluan berisi :
ˉ nama atau usulan nama kegiatan usaha
ˉ jenis usaha yang dijalankan
ˉ alasan pemilihan jenis usaha
ˉ badan hukum kegiatan usaha
ˉ peluang usaha
ˉ lokasi, dan
ˉ tingkat persaingan.
2. Isi Proposal, yang berisi :
ˉ modal, peralatan dan keakhlian yang diperlukan,
ˉ perhitungan pendapatan dalam berbagai alternatif,
ˉ perhitungan pengeluaran dalam berbagai alternatif
ˉ perhitungan laba/rugi dalam berbagai alternatif,
ˉ resiko yang mungkin timbul, dan
ˉ cara menghadapi resiko.
3. Penutup Proposal, yang berisi :
ˉ kemugkinan perluasan usaha,
ˉ dan penekanan kembali bahwa jenis usaha tersebut mempunyai prospek yang menjanjikan.
SISTEMATIKA PENYUSUNAN PROPOSAL USAHA
Dalam menyusun proposal usaha, maka maksud dan isinya harus jelas dengan sistematika sebagai berikut :
I. KATA PENGANTAR
- Tujuan : .…………………………………
- Manfaat Umum : .…………………………………
- Manfaat Ekonomis : .…………………………………
II. UMUM
ˉ Nama Perusahaan : .…………………………………
ˉ Pemilik Perusahaan : .………………………………...
ˉ Bentuk Perusahaan : . ……………………………..….
ˉ Bidang Usaha : .…………………………………
ˉ Tempat Kedudukan/Lokasi Usaha : .…………………………………
ˉ Jumlah Tenaga Kerja : .…………………………………
III. ASPEK PRODUK YANG DIBUAT
1. Jenis barang yang dibuat : ………………………………
2. Banyaknya barang yang akan dibuat :……………………….........
3. Profil para konsumen yang dituju : …………………………………
IV. ASPEK PEMASARAN PRODUK
1. Jasa atau produk yang akan dipa-
sarkan : …………………………………
2. Profil para konsumen yang akan
dituju :…..……………………………
3. Potensi pasar
a. Lokasi daerah pemasaran :………..………………………
b. Jumlah Potensi pemasaran yang ada adalah:
ˉ Individu :…………………………………
ˉ Keluarga :…………………………………
ˉ Instansi :…………………………………
ˉ Lembaga :…………………………………
ˉ Organisasi :…………………………………
ˉ Perusahaan :…………………………………
4. Kondisi para pesaing :…………………………………
ˉ Nama perusahaan :…………………………………
ˉ Jenis usaha/jasa :…………………………………
ˉ Lokasi perusahaan :…………………………………
ˉ Fasilitas pelayanan :…………………………………
ˉ Fasilitas peralatan :…………………………………
ˉ Jumlah Konsumen yang potensial
  dan para langganan :…………………………………
5. Pasar efektif yang daapt dikuasai
ˉ Nama perusahaan :…………………………………
ˉ Alamat perusahaan :…………………………………
ˉ Kapasitas pembelian setiap hari/
 minggu/bulan/tahun :…………………………………
6. Pasar yang direncanakan dalam pengem-
 bangan
- Perusahaan :…………………………………
- Perorangan :…………………………………
- Keluarga :…………………………………
7. Penetapan harga produk
- Harga yang ditawarkan :…………………………………
- Prosedur dalam penetapan harga jual ……………………..
8. Distribusi yang akan dilakukan
- Secara intensif :…………………………………
- Secara ekstensif :…………………………………
- Secara eksklusif :…………………………………
9. Strategi promosi
- Melalui media cetak :…………………………………
- Melalui media elektronik :…………………………………
- Melalui sales promotion :…………………………………
10. Sistem penjualan produk
- Langsung :…………………………………
- Semi langsung :…………………………………
- Tidak langsung :……………………………...…
V. ASPEK TEKNIS
1. Rencana display
- Untuk kantor :…………………………………
- Untuk toko :…………………………………
- Untuk pasar :…………………………………
- Untuk butik :…………………………………
- Untuk supplier :…………………………………
- Untuk organisasi :…………………………………
2. Denah lokasi usaha/perusahaan
(lampirkan) :…………………………………
3. Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
(lampirkan) :…………………………………
4. Proses mempersiapkan pelayanan
kepada konsumen/langganan :…………………………………
5. Kebutuhan tenaga kerja dan kualifi-
kasinya :…………………………………
Nomor Jenis Pekerjaan Kualifikasi Jumlah………………….
6. Peralatan kerja yang dibutuhkan
Nomor Jenis Barang Unsur Teknik Jumlah Sumber……………………
7. Bahan baku dab bahan pembantu yang digunakan
Nomor Jenis Barang Jumlah kebutuhan Sumber……………………….
1. Jadwal persiapan memulai dan membangun lokasi usaha
Nomor Jenis Kegiatan Waktu………..
2. Persiapan
ˉ Menyusun rancangan
ˉ IMB berikut gambar bangunan
Mempersiapkan peralatannya (instruimen)
Pelaksanaan
ˉ Penjajagan
ˉ Kegiatan membangun
ˉ Menyusun laporan
Pemakaian bangunan

VI. ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN
1. Jenis dan volume pekerjaan yang
akan timbul :…………………………………
2. Struktur organisasi yang akan dipakai
(lampirkan) :…………………………………
3. Uraian pembagian pekerjaan beserta
hak dan wewenang (lampirkan) :…………………………………
4. Siatem balaas jasa yang akan diguna-
kan (lampirkan) :…………………………………
5. Sistem pembinaan personil kelom-
pok usaha :…………………………………
VII. ASPEK YURIDIS
1. Akta pendirian usaha/perusahaan
(lampirkan) :…………………………………
2. Anggaran Dasar Rumah Tangga
(lampirkan) :…………………………………
3. tata tertib kerja (lampirkan) :…………………………………
4. Keselamatan kerja (lampirkan) :…………………………………
5. AMDAL (lampirkan) :…………………………………
6. Status dan pemilikan usaha :…………………………………
- Pemilikan kelompok usaha :…………………………………
- Struktur permodalan usaha :…………………………………
7. Surat-surat perjanjian dagang dengan
pihak ketiga (lampirkan) :…………………………………
8. Bentuk badan usaha :…………………………………
9. Izin usaha yang dibutuhkan
VIII. ASPEK ADMINISTRASI
1. Tata usaha dan personalia
- Daftar ahdir karyawan :…………………………………
- Agenda surat masuk :…………………………………
- Agenda surat keluar :…………………………………
- Arsip kegiatan TU dab Personalia :………………………….…
2. Pemasaran produk
3. Pengadaan produk
4. Keuangan / permodalan
5. Bagan/skema arus dokumen
IX. ASPEK KEUANGAN / PERMODALAN

Menurut saya, kesimpulan dari bacaan Pertama ini adalah Proposal usaha adalah rancangan mengenai kegiatan usaha yang akan dilakukan. Syarat-syarat proposal yang baik diantaranya : Jelas (Clear), Singkat (Consice), Lengkap (Complette), Benar (Correct), Tidak kadaluwarsa (up to date).Dalam penyusunan proposal usaha sehingga keakuratannya (up to date) tetap terjaga diantaranya :
ˉ harga dan perkembangan pesaing (Competitor),
ˉ selera masyarakat (The taste of society),
ˉ pereaturan pemerintah (The Government rule)
ˉ daya beli masyarakat (The buying power), dan
ˉ perkembangan ilmu dan teknologi (Sciens and technology).  
Menurut saya, kesimpulan dari bacaan Pertama ini adalah Proposal dibuat dalam 3 (tiga) bagian yaitu : Bagian pendahuluan, Isi Proposal dan bagian penutup proposal.Sistematik penyusunan proposal usaha: Kata pengantar, Umum, Aspek produk yang dibuat, Aspek pemasaran produk, Aspek teknis, Aspek organisasi dan manajemen, Aspek yuridis, Aspek administrasi, Aspek keuangan/ permodalan dan Modal kerja setiap periode perputaranuang untuk tiga bulan pertama

BACAAN 2
Proposal Usaha
Para pelaku usaha seringkali dihadapkan pada keharusan untuk membuat proposal usaha. Sebagian orang yang belum memahami tentang proposal dan tujuan pembuatannya cenderung menganggap remeh hal ini. Beberapa orang beranggapan penyusunan proposal usaha tidaklah penting dan cukup menyita waktu terutama saat usaha sedang dirintis sehingga membutuhkan banyak perhatian. Padahal di waktu-waktu tertentu, proposal usaha ini sangat diperlukan untuk pengembangan usaha dan mengevaluasi suatu usaha., pengertian dari proposal usaha ini adalah sebuah dokumen yang disusun oleh seorang pelaku usaha yang mengambarkan usahanya secara keseluruhan termasuk semua unsur-unsur yang terkait dengan usaha tersebut baik unsur internal maupun unsur eksternal.
Sistematika Penyusunan Proposal Usaha
Ada beberapa sistematika yang bisa digunakan untuk menyusun sebuah proposal. Salah satu sistematika penyusunan proposal usaha yang tergolong cukup sederhana namun lengkap yakni sistematika proposal usaha yang terdiri dari 6 bagian.
1. Latar belakang
Bagian ini menjelaskan secara singkat mengenai pendirian suatu usaha, persaingan yang dihadapi, peluang-peluang yang masih terbuka, fasilitas usaha yang dimiliki serta prospek usaha tersebut di masa depan.
2. Data pemilik usaha
Bagian ini merinci identitas lengkap pemilik usaha termasuk pendidikan terakhir dan keterampilan atau pengalaman yang mendukung usahanya.
3. Data mengenai usaha
Bagian ini merinci seluruh data yang berkaitan dengan usaha mulai dari nama usaha, alamat usaha, bidang usaha, waktu pendirian usaha dan susunan pengelola usaha.
4. Kegiatan produksi dalam usaha
Bagian ini menjelaskan peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk kegiatan produksi dalam usaha, kapasitas produksi, bahan baku yang digunakan dalam proses produksi beserta rincian harganya, dan tenaga kerja yang dibutuhkan dalam produksi.
5. Kegiatan pemasaran usaha
Bagian ini menjabarkan strategi pemasaran yang digunakan, area-area pemasaran, dan segmen konsumen yang dibidik.
6. Rincian keuangan usaha
Pada bagian ini seorang pelaku usaha harus bisa menyusun rincian keuangan dalam usahanya mulai dari modal awal, biaya pembelian bahan baku, biaya pembelian peralatan dan perlengkapan, biaya promosi, gaji tenaga kerja, dan biaya-biaya lainnya yang dibutuhkan dalam operasional usaha. Pada bagian ini pula perlu disampaikan keuntungan rata-rata yang diperoleh dari suatu usaha
Tujuan Pembuatan Proposal Usaha
Setelah memahami pengertian proposal usaha dan sistematika penyusunannya, pelaku usaha juga perlu memahami tujuan pembuatan proposal usaha ini. Dengan mengetahui tujuan pembuatannya, diharapkan seorang pelaku usaha terdorong untuk mempersiapkan dan menyusun sebuah proposal usaha yang baik. Berikut ini beberapa tujuan pembuatan proposal usaha.
  • Sebuah proposal usaha akan membantu pelaku usaha untuk mendapatkan gambaran secara keseluruhan mengenai usahanya dan potensi pengembangan yang bisa dilakukan pada usaha tersebut.
  • Proposal usaha juga membantu seorang pelaku usaha untuk menguji strategi usahanya dan mengembangkan strategi tersebut untuk perkembangan usahanya.
  • Proposal usaha dapat digunakan pula untuk mendapatkan investor baru yang akan membantu pengembangan usaha. Kehadiran investor baru dibutuhkan saat pelaku usaha ingin mengembangkan usahanya namun terbentur dengan keterbatasan modal. Dengan adanya investor baru tentunya diharapkan adanya modal segar yang akan mendorong usaha agar semakin berkembang.
Menurut saya, kesimpulan dari bacaan Kedua ini adalah mengenai pengertian proposal usaha, sistematika penyusunan proposal usaha dan tujuan pembuatan proposal usaha. Dengan mengetahui hal ini diharapkan para pelaku usaha tidak lagi meremehkan pembuatan proposal usaha demi perkembangan usahanya. Para pelaku usaha perlu menyisihkan waktunya untuk menyusun proposal usaha demi kemajuan usaha yang sedang dibangun. Kami sangat yakin bahwa usaha ini akan maju dan terus berkembang karena dilakukan oleh orang–orang yang mempunyai kualitas dalam menjalankan setiap pekerjaan. Kami sadar bahwa usaha ini tak akan langsung berkembang pesat tapi kami akan terus berjuang untuk terus menjalankan dan mengembangkan usaha ini.


Sabtu, 26 Maret 2016

STUDI KELAYAKAN USAHA

BACAAN 1.
ANALISIS BISNIS DAN STUDI KELAYAKAN USAHA
Sebelum bisnis baru dimulai atau dikembangkan terlebih dahulu harus diadakan penelitian tentang apakah bisnis yang akan dirintis atau dikembangkan menguntungkan atau tidak. Bila menguntungkan, apakah keuntungan itu memadai dan dapat diperoleh secara terus menerus dalam waktu yang lama? Secara teknis mungkin saja usaha itu layak dilakukan, tetapi secara ekonomis dan sosial kurang memberi manfaat. Untuk itu, ada dua studi atau analisis yang dapat digunakan untuk mengetahui layak tidaknya suatu bisnis dimulai atau dikembangkan, yaitu:
1.      Studi kelayakan usaha (feasibility study of businesses)
2.      Analisis SWOT (Strengh-kekuatan, Weakness-kelemahan, Opportunity-peluang, Threat-ancaman)
2.1    Pengertian Studi Kelayakan Usaha
Studi kelayakan usaha adalah suatu penelitian tentang layak tidaknya suatu bisnis dilaksanakn dengan menguntungkan secara terus menerus. Studi ini pada dasarnya membahas berbagai konsep dasar yang berkaitan dengan keputusan dan proses pemilihan proyek bisnis agar mampu memberikan mafaat ekonomis dan sosial sepanjang waktu.
Hasil studi kelayakan bisnis pada prinsipnya bisa digunakan antara lain:
1.      Untuk membuka usaha baru, misal: membuka toko.
2.      Untuk mengembangkan usaha yang sudah ada, misal: untuk memperluas cakupan usaha.
3.      Untuk memilih jenis usaha atau investasi yang paling menguntungkan, misal: pilihan usaha dagang.
Adapun pihak yang memerlukan dan berkepentingan dengan studi kelayakan usaha, diantaranya:
1.      Pihak wirausaha (pemilik perusahaan)
Studi kelayakan usaha penting dilakukan supaya kegiatan bisnisnya tidak mengalami kegagalan dan memberi kepanjangan sepanjang waktu
2.      Pihak investor dan penyandang dana
Studi kelayakan usaha penting untuk memilih jenis investasi yang paling menguntungkan dan sebagai jaminan atas modal yang ditanamkan.
3.      Pihak masyarakat dan pemerintah
Studi kelayakan usaha sangat diperlukan terutama sebagai bahan kajian apakah usaha yang didirikan atau dikembangkan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya atau sebaliknya justru merugikan.
2.2    Proses dan Tahap Studi Kelayakan
Langkah-langkah studi kelayakan usaha:
1.      Tahap penemuan ide
Adalah tahap dimana wirausaha memiliki ide untuk merintis usaha barunya
2.      Tahap memformulasikan tujuan
Adalah tahap perumusan visi dan misi bisnis
3.      Tahap analisis
Adalah proses sistematis yang dilakukan untuk membuat suatu keputusan apakah bisnis tersebut layak dilaksanakan atau tidak. Adapun aspek-aspek yang harus diamati dan dicermati dalam tahap analis yaitu:
a.       Aspek pasar mencakup produk yang akan dipasarkan, dll.
b.      Aspek teknik produksi/operasi mencakup gedung, bangunan, dll.
c.       Aspek manajemen mencakup organisasi, aspek pengelolaan, dll.
d.      Aspek finansial/keuangan mencakup sumber dana, penggunaa dana, dll.
4.      Tahap keputusan
Setelah dievaluasi, dipelajari, dianalisis dan hasilnya meyakinkan, maka langkah berikutnya adalah tahapan mengambil keputusan apakah bisnis layak dilaksanakan atau tidak.
2.3    Analisis Kelayakan Bisnis
a.         Analisis Aspek Pemasaran
Ada beberapa komponen yang harus dianalisis dan dicermati diantaranya:
1.        Kebutuhan dan keinginan konsumen
2.        Segmentasi pasar
3.        Target
4.        Nilai tambah
5.        Masa hidup produk
6.        Struktur pasar
7.        Persaingan dan strategi pesaing
8.        Ukuran pasar
9.        Pertumbuhan pasar
10.    Laba kotor
11.    Pangsa pasar
b.        Analisis Aspek Produksi/Operasi
Ada beberapa komponen yang harus dianalisis dan dicermati diantaranya:
1.      Lokasi operasi
2.      Volume operasi
3.      Mesin dan peralatan
4.      Bahan baku dan bahan penolong
5.      Tenaga kerja
6.      Lay-out

c.         Analisis Aspek Manajemen
Ada beberapa komponen yang harus dianalisis dan dicermati diantaranya:
1.      Kepemilikan
2.      Organisasi
3.      Tim manajemen
4.      Karyawan
d.        Analisis Aspek Keuangan
Ada beberapa komponen yang harus dianalisis dan dicermati diantaranya:
1.      Kebutuhan dana
2.      Sumber dana
3.      Proyeksi neraca
4.      Proyeksi laba rugi
5.      Proyeksi aliran kas (cash flow), terbagi atas:
a.    Aliran kas masuk merupakan peneriman berupa hasil penjualan atau pendapatan
b.    Aliran kas keluar merupakan biaya termasuk pembayaran bunga dan pajak
c.    Aliran kas masuk bersih merupakan selisih dari aliran kas masuk dan aliran kas keluar ditambah penyusutan dengan diperhitungkan bunga setelah pajak.
2.4    Kriteria Investasi
Untuk mengetahui layak tidaknya suatu investasi yang dilakukan dan menguntungkan secara ekonomis dipergunakan empat kriteria yaitu metode Payback Period, Net Present Value, Intenal Rate Of Return Dan Probability Index.
a.       Payback Period (PBP)
Payback Period adalah periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi.
Kas Masuk Bersih
Jika payback period lebih pendek waktunya daripada maximum payback period, maka usulan investasi dapat diterima.

b.      Kriteria Nilai Bersih Sekarang
c.       Kriteria Rasio Manfaat – Biaya (Benefit Cost Ratio)          
d.      Kriteria Internal Rate of Return (IRR)
Adalah suatu interest rate (i) yang membuat nilai Net Present Value (NPV) menjadi nol atau disebut juga indeks keuntungan (profitability index – PI). Kriteria IRR
Menurut saya, kesimpulan dari bacaan Pertama ini adalah Studi kelayakan usaha adalah suatu penelitian tentang layak tidaknya suatu bisnis dilaksanakn dengan menguntungkan secara terus menerus. Sebelum bisnis baru dimulai atau dikembangkan terlebih dahulu harus diadakan penelitian tentang apakah bisnis yang akan dirintis atau dikembangkan menguntungkan atau tidak. Bila menguntungkan, apakah keuntungan itu memadai dan dapat diperoleh secara terus menerus dalam waktu yang lama? Secara teknis mungkin saja usaha itu layak dilakukan, tetapi secara ekonomis dan sosial kurang memberi manfaat. Untuk itulah pentingnya analisis bisnis dan studi kelayakan usaha agar bisnis yang akan kita jalankan  sesuai dengan harapan kita dimasa yang akan datang.




BACAAN 2.
ANALISIS BISNIS DAN STUDI KELAYAKAN USAHA
A.    Pengertian Bisnis
Pada saat mendengar kata “bisnis”, ingatan kita sejenak akan membayangkan berbagai aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan besar seperti PT Unilever Indoesia, PT Indofood Sukses Makmur, maupun berbagai perusahaan kecil yang melakukan kegiatan perdagangan dan produksi. Lalu apa yang dimaksud dengan “bisnis” itu sendiri? Menurut Steinholff (1979: 5), “Business is all those activities involved in providing the goods and services needed or desired by people.
Dalam pengertian ini, kegiatan bisnis sebagai aktivitas yang meyediakan barang dan jasa yang diperlukan atau diinginkan oleh konsumen, dapat dilakukan oleh organisasi perusahaan yang memiliki badan hukum, perusahaan yang memiliki badan usaha, maupun perorangan yang tidak memiliki badan hukum maupun badan usaha seperti pedagang kaki lima, warung yang tidak memiliki Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), serta usaha informal lainnya.
Produk yang dihasilkan dan diperdagangkan oleh kegiatan bisnis mencakup keseluruhan tangible goods maupun intangible goods (jasa). Yang dimaksud dengan tangible goods adalah barang-barang yang dapat diindra oleh pancaindra manusia, seperti mobil, rumah, kursi, pulpen, mi instan, sabun cuci, dan lain-lain.
Sedangkan jasa adalah produk yang tidak dapat dilihat secara kasat mata, tetapi dapat dirasakan manfaatnya setelah konsumen mengkonsumsi jasa tersebut. Sebagai contoh, keandalan seorang pengacara dalam memberikan jasanya tidak dapat diukur dari keberadaan fisik maupun asal suku bangsa pengacara tersebut.
Pengertian bisnis lainnya diberikan oleh Griffin dan Ebert (1996), “Business is an organization that provides goods or services in order to earn profit.”Sejalan dengan definisi tersebut, aktivitas bisnis melalui penyediaan barang dan jasa bertujuan untuk menghasilkan profit.
B.     Pengertian Kelayakan Usaha
Usaha yang akan dijalankan diharapkan dapat memberikan penghasilan sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Pencapaian tujuan usaha harus memenuhi beberapa kriteria kelayakan usaha. Artinya, jika dilihat dari segi bisnis, suatu usaha sebelum dijalankan harus dinilai pantas atau tidak untuk dijalankan. Pantas artinya layak atau akan memberikan keuntungan dan manfaat yang maksimal.
Agar tujuan perusahaan dapat tercapai sesuai dengan keinginan, apapun tujuan perusahaan (baik profile, social maupun gabungan dari keduanya), apabila ingin melakukan investasi, terlebih dahulu hendaknya dilakukan suatu studi. Tujuannya adalah untuk menilai apakah investasi yang akan ditanamkan layak atau tidak untuk dijalankan (dalam arti sesuai dengan tujuan perusahaan) atau dengan kata lain jika usaha tersebut dijalankan, akan memberikan manfaat atau tidak.
Suatu kegiatan dapat dikatakan layak apabila dapat memenuhi persyaratan tertentu. Untuk menentukan layak atau tidaknya suatu usaha diperlukan perhitungan dan asumsi-asumsi sehingga ditarik kesimpulan bahwa dari segi keuangan perusahaan ini layak untuk dijalankan.
Studi kelayakan usaha dilakukan untuk mengidentifikasi masalah di masa yang akan dating, sehingga dapat meminimalkan kemungkinan melesetnya hasil yang diinginkan dalam suatu investasi. Studi kelayakan usaha memperhitungkan hambatan atau peluang dari investasi yang akan dijalankan. Jadi, studi kelayakan usaha dapat memberikan pedoman atau arahan pada usaha yang akan dijalankan.
Dapat disimpulkan bahwa pengertian studi kelayakan usaha adalah:
Sutau jegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan, usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan.[3]
            Kelayakan artinya penelitina yang dilakukan secara mendalam bertujuan untuk menentukan apakah usaha yang dijalankan akan memberikan manfaat yang lebih besar dibangdingkan dengan biaya yang akan dikeluarkan. Dengan kata lain, kelayakan dapat berarti bahwa usaha yang dijalankan akan memberikan keuntungan financial dan nonfinansial sesuai dengan tujuan yang mereka inginkan. Layak juga berarti dapat memberikan keuntungan yang tidak hanya bagi perusahaan yang menjalankannya, tetapi juga bagi investor, kreditor, pemerintah dan masyarakat luas.
C.    Proses dan Studi Kelayakan Usaha
Studi kelayakan usaha dapat dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut[4]:
1.      Tahap penemuan idea tau perumusan gagasan. Tahap penemuan ide adalah tahap di mana wirausaha mendapatkan ide untuk merintis usaha baru. Ide tersebut kemudian dirumuskan dan diidentifikasi, misalnya kemungkinan-kemungkinan bisnis yang paling member peluang untuk dilakukan dan menguntungkan dalam jangka waktu panjang. Banyak kemungkinan, misalnya bisnis industry, perakitan, perdagangan, usaha jasa, atau jenis usaha lain yang dianggap layak.
2.      Tahap formulasi tujuan. Tahap ini merupakan tahap perumusan visi dan misi bisnis, seperti visi dan misi bisnis yang hendak diemban setelah bisnis tersebut diidentifikasi; apakah misalnya untuk menciptakan barang dan jasa yang diperlukan masyarakat sepanjang waktu ataukah untuk menciptakan keuntungan yang langgeng; atau apakah visi dan misi bisnis yag akan dikembangkan tersebut benar-benar menjadi kenyataan atau tidak? Semuanya dirumuskan dalam bentuk tujuan.
3.      Tahap analisis. Tahap penelitian, yaiutu proses sistematis yang dilakukan untuk membuat suatu keputusan apakah bisnis tersebut layak dilaksanakan atau tidak. Tahap ini dilakukan seperti prosedur proses penelitian ilmiah yang lain, yaitu dimulai dengan mengumpulkan data, mengolah, menganalisis, dan menarik kesimpulan. Kesimpulan dalam studi kelayakan usaha hanya ada dua, yaitu dilaksanakan atau tidak dilaksanakan. Adapun aspek-aspek yang harus diamati dan dicermati dalam tahap analisis tersebut, meliputi:
a.       Aspek pasar, mencakup produk yang akan dipasarkan, peluang, permintaan dan penawaran, harga, segmentasi, pasar sasaran, ukuran, perkembangan, dan struktur pasar serta strategi pesaing.
b.      Aspek teknik produksi atau operasi, meliputi lokasi, gedung bangunan, mesin dan peralatan, bahan baku dan bahan penolong, tenaga kerja, metode produksi, lokasi dan tata letak pabrik atau tempat usaha.
c.       Aspek manajemen atau pengelolaan, meliputi organisasi, aspek pengelolaan tenaga kerja, kepemilikan, yuridis, lingkungan, dan sebagainyan. Aspek yuridis dan lingkungan perlu dianalisis sebab perusahaan harus mendapat pengakuan dari berbagai pihak dan harus ramah lingkungan.
d.      Aspek financial atau keuangan, meliputi sumber dana atau penggunaannya, proyeksi biaya, pendapatan, keuntungan, dan arus kas.
4.      Tahap keputusan. Setelah dievaluasi, dipelajari, dianalisis, dan hasilnya meyakinkan, langkah berikutnya adalah tahap pengambilan keputusan, apakah bisnis tersebut layak dilakasanakan atau tidak. Karena menyangkut keperluan investasi yang mengandung risiko maka keputusan bisnis biasanya didasarkan pada beberapa criteria, seperti Periode Pembayaran Kembali (Pay Back Period, PBP), Nilai Sekarang Bersih (Net Present Value, NPV), Tingkat Pengembalian Internal (Internal Rate of Return, IRR), dan sebagainya.
Untuk menganalisis suatu keputusan bisnis dilakukan pengkajian terhadap hal-hal berikut:
a.       Aset dan kewajiban. Perlu diketahui daftar atau data secara akurat tentang setiap harta dan semua kewajiban (liabilitas) yang akan diambil alih. Keakuratan data tersebut, jika memungkinkan, sebaiknya dinyatakan oleh akuntan public yang bersertifikat.
b.      Piutang usaha. Sebelum membeli suatu bisnis, mintalah daftar umur piutang usaha. Jika mungkin termasuk masalah penagihan yang dihadapi oleh perusahaan selama ini. Mintalah juga bukti mengenai beberapa persen bisnis itu mampu ditagih dalam kurun waktu tertentu dan apakah piutang dapat tertagih sesuai nilai ekonomisnya.
c.       Lokasi usaha. Apakah lokasi usaha yang akan dibeli cukup strategis. Jika tidak strategis, berapa besar biaya yang harus dikeluakan untuk memindahkannya ke lokasi lain yang lebih strategis, terutama dari sudut pasar, bahan baku, dan tenaga kerja.
d.      Persyaratan istimewa. Apakah ada persyaratan istimewa, misalnya lisensi, izin khusus, dan persyaratan hukum yang lain untuk bisnis tersebut. Apakah persyaratan istimewa tersebut juga termasuk dalam pembelian bisnis. Dengan kata lain, apakah persyaratan istimewa tersebut juga dialihkan kepada pemilik baru.
e.       Kontrak. Apakah bisnis tersebut terikat dengan kontrak-kontrak yang akan dialihkan keada pemilik baru. Semua isi kontrak tersebut (secara legal dan praktis) yang akan diwarisi harus dipahami. Dapatkah semua kontrak itu dipindahtangankan kepada pemilik, terutama kontrak yang belum jatuh tempo.

D.    Analisi Kelayakan Usaha
Tadi telah dijelaskan bahwa untuk mengetahui layak tidaknya suatu bisnis untuk dilakukan, harus dianalisis berbagai aspeknya. Bagaimana cara mengetahui bahwa aspek-aspek tersebut layak atau tidak? Berikut ini akan dibahas beberapa criteria yang dapat dijadikan aspek penilaian[5].
1.      Analisis Aspek Pemasaran
Untuk menganalisis aspek pemasaran, wirausaha terlebih dahulu harus melakukan penelitian pemasaran dengan menggunakan system informasi pemasaran yang memadai berdasarkan analisis dan prediksi apakah bisnis yang akan dirintis atau dikembangkan memiliki peluang pasar yang memadai ataukah tidak. Dalam analisis pasar biasanya terdapat beberapa komponen yang harus dianalisis dan dicermati, diantaranya:
a.       Kebutuhan dan keinginan konsumen. Barang dan jasa apa yang banyak dibutuhkan dan diinginkan konsumen? Berapa banyak yang mereka butuhkan? Bagaimana daya beli mereka? Kapan mereka membutuhkan? Jika kebutuhan dan keinginan mereka teridentifikasi dan memungkinkan untuk dipenuhi berarti peluang pasar bisnis kita terbuka dan layak bila dilihat dari kebutuhan/keinginan konsumen.
b.      Segmentasi pasar. Pelanggan dikelompokkan dan diidentifikasi, misalnya berdasarkan geografi, demografi, dan social budaya. Jika segmentasi pasar teridentifikasi maka pasar sasaran akan dapat terwujud dan tercapai.
c.       Target. Target pasar menyangkut banyaknya konsumen yang dapat diraih. Berapa target yang ingin dicapai? Apakah konsumen loyal terhadap bisnis? Apakah produk yang ditawarkan dapat member kepuasan atau tidak? Jika konsumen loyal, maka potensi pasar tinggi.
d.      Nilai tambah. Wirausaha harus mengetahui nilai tambah produk dan jasa pada setiap rantai pemasaran, mulai dari pemasok, agen, hingga konsumen akhir. Nilai tambah barang dan jasa biasanya diukur dengan harga, misalnya berapa harga dari pabrik pemasok, harga setelah di agen, dan harga setelah ke konsumen.
e.       Masa hidup produk. Harus dianalisis apakah masa hidup produk dan jasa bertahan lama atau tidak. Apakah ukuran lama masa produk lebih dari waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan laba sampai modal kembali atau tidak. Jika masa produk lebih lama, berarti potensi pasar tinggi. Harus dianalisis juga apakah produk industry baru atau industry lama sudah mapan atau produk industry justru sedang menurun. Jika produk industry sedang bertumbuh, maka potensi pasar tinggi.
f.       Struktur pasar. Harus dianalisis apakah barang dan jasa akn dipasarkan pada pasar persaingan tidak sempurna (seperti monopoli, oligopoly dan monopolistic), atau pasar persaingan sempurna. Jika barang dan jasa masuk dalam pasar persaingan tidak sempurna, berarti potensi pasar tinggi disbanding bila produk termasuk pasar persaingan sempurna.
g.      Persaingan dan strategi pesaing. Harus dianalisis apakah tingkat persaingan tinggi atau rendah. Jika persaingan tinggi, berarti peluang pasar rendah. Wirausaha harus membandingkan keunggulan pesaing dilihat dari strategi produk, harga, jaringan industry, promosi, dan tingkat penggunaan teknologi.
h.      Ukuran pasar. Ukuran pasar dapat dianalisis dari volume penjualan. Jika volume penjualan tinggi, berarti pasar potensial. Misalnya, dengan volume penjualan usaha skala kecil sebesar Rp 5 milyar pertahun atau sebesar Rp 10 juta perhari, berarti ukuran pasar cukup besar.
i.        Pertumbuhan pasar. Pertumbuhan pasar dapat dianalisis dari pertumbuhan volume penjualan. Jika pertumbuhan pasar tinggi (misalnya lebih dari 20%), berarti potensi pasar tinggi.
j.        Laba kotor. Apakah perkiraan margin laba kotor tinggi atau rendah. Jika profit margin kotor lebih dari 20%, berarti pasar potensial.
k.      Pangsa pasar. Pangsa pasar bisa dianalisis dari selisih jumlah barang dan jasa yang diminta dengan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Jika pangsa pasar menurut proyeksi meningkat, bahkan setelah lima tahun mencapai 40%, berarti bisnis yang akan dilakukan atau dikembangkan memiliki pangsa pasar yang tinggi.
2.      Analisis Aspek Produksi atau Operasi
Beberapa unsur dari aspek produksi atau operasi yang harus dianalisis adalah:
a.       Lokasi operasi. Untuk bisnis hendaknya dipilih lokasi yang strategis dan efisien, baik bagi perusahaan maupun bagi pelanggan, misalnya dekat ke pemasok, ke konsumen, kea lat transportasi, atau diantara ketiganya. Di samping itu, lokasi bisnis harus menarik agar konsumen tetap loyal.
b.      Volume operasi. Volume operasi harus relevan dengan potensi pasar dan prediksi permintaan sehingga tidak terjadi kelebihan atau kekurangan kapasitas. Volume operasi yang berlebihan akan menimbulkan masalah baru dalam penyimpanan/penggudangan yang pada akhirnya akan memengaruhi harga pokok penjualan.
c.       Mesin dan peralatan. Mesin dan peralatan harus sesuai dengan perkembangan teknologi masa kini dan yang akan dating serta harus disesuaikan dengan luas produksi agar tidak terjadi kelebihan kapasitas.
d.      Bahan baku dan bahan penolong. Bahan baku dan bahan penolong serta sumber daya yang diperlukan harus cukup tersedia. Persediaan tersebut harus sesuai dengan kebutuhan sehingga biaya bahan baku menjadi efisien.
e.       Tenaga kerja. Berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan dan bagaimana kualifikasinya. Jumlah dan kualifikasi karyawan harus sesuai dengan keperluan jam kerja dan kualifikasi pekerjaan untuk menyelesaikannya.

3.      Analisis Aspek Manajemen
Dalam menganalisis aspek-aspek manajamen terdapat beberapa unsur yang harus dianalisis, seperti:
a.       Kepemilikan. Apakah unit bisnis yang akan didirikan merupakan milik pribadi atau milik bersama. Apa saja keuntungan dan kerugian dari unit bisnis yang dipilih tersebut? Hendakya dipilih yang tidak berisiko terlalu tinggi dan menguntungkan.
b.      Organisasi. Jenis organisai apa yang diperlukan? Apakah organisasi lini, staf, lini dan staf, atau bentuk lainnya. Tentukan jenis yang paling tepat dan efisien.
c.        Tim manajemen. Apakah bisnis akan dikelola sendiri atau melibatkan orang lain secara professional. Hal ini bergantung skala usaha dan kemampuan yang dimiliki wirausaha.
d.      Karyawan. Karyawan harus disesuaikan, baik dalam jumlah maupun kualifikasinya.

4.      Analisis Aspek Keuangan
Aspek analisis keuangan meliputi komponen-komponen sebagai berikut:
a.       Kebutuhan dana, yaitu kebutuhan dana untuk operasional perusahaan, misalnya besarnya dana untuk aktiva tetap, modal kerja, dan pembiayaan awal.
b.      Sumber dana. Ada beberapa sumber dana yang layak digali, yaitu sumber dana internal (misalnya modal disetor dan laba ditahan) dan modal eksternal (misalnya penerbitan obligasi dan pinjaman).
c.       Proyeksi neraca. Sanat penting untuk mengetahui kekayaan perusahaan serta kondisi keuangannya, misalnya saldo lancer, aktiva tetap, kewajiban jangka pendek, kewajiban jangka panjang dan kekayaan bersih.
d.      Proyeksi laba rugi. Proyeksi laba atau rugi di masa yang akan datang. Komponennya meliputi proyeksi penjualan, biayadan laba rugi bersih.
e.       Proyeksi arus khas. Dari arus khas dapat dilihat kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajiban keuangannya. Ada tiga jenis arus khas, yaitu:
1.      Arus khas masuk, merupakan penerimaan berupa hasil penjualan atau pendaftaran.
2.      Arus khas keluar, merupakan biaya-biaya, termasuk pembayaran bunga dan pajak.
3.      Arus khas masuk bersih, merupakan selisih dari arus khas masuk dan asru khas keluar ditambah penyusutan dan perhitungan bunga setelah pajak.

Menurut saya, kesimpulan dari bacaan Kedua adalah Lalu apa yang dimaksud dengan “bisnis” itu sendiri? Menurut Steinholff (1979: 5), “Business is all those activities involved in providing the goods and services needed or desired by people. Dalam pengertian ini, kegiatan bisnis sebagai aktivitas yang meyediakan barang dan jasa yang diperlukan atau diinginkan oleh konsumen, dapat dilakukan oleh organisasi perusahaan yang memiliki badan hukum, perusahaan yang memiliki badan usaha, maupun perorangan yang tidak memiliki badan hukum maupun badan usaha seperti pedagang kaki lima, warung yang tidak memiliki Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), serta usaha informal lainnya.
Kelayakan usaha adalah sutau jegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan, usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan. Kelayakan artinya penelitina yang dilakukan secara mendalam bertujuan untuk menentukan apakah usaha yang dijalankan akan memberikan manfaat yang lebih besar dibangdingkan dengan biaya yang akan dikeluarkan. Dengan kata lain, kelayakan dapat berarti bahwa usaha yang dijalankan akan memberikan keuntungan financial dan nonfinansial sesuai dengan tujuan yang mereka inginkan. Layak juga berarti dapat memberikan keuntungan yang tidak hanya bagi perusahaan yang menjalankannya, tetapi juga bagi investor, kreditor, pemerintah dan masyarakat luas.
Dalam proses dan tahap studi kelayakan usaha dapat dilakukan melalui beberapa tahap, antara lain tahap penemuan idea tau perumusan gagasan, tahap formulasi tujuan, tahap analisis dan tahap keputusan. Dan untuk beberapa criteria yang dapat dijadikan aspek penilaian adalah sebagai berikut analisis aspek pemasaran, analisis aspek produksi atau operasi, analisis aspek manajemen dan analisis aspek keuangan.



Ide Bisnis Dalam Berwirausaha

Bacaan 1.
Ide dan Peluang Kewirausahaan
Indonesia adalah sebuah negara yang sangat kaya, memiliki potensi sumber daya alam yang sangat melimpah. Kita menyadari bahwa potensi sumber daya belum dikelola secara optimal sehingga masyarakat yang sejahtera dan berkeadilan belum bisa menjadi kenyataan. Untuk itu diperluan seoramg wirausahawan supaya dapat memanfaatkan peluang yang ada untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Dengan demikian menjadi wirausahawan sangat penting karena dapat membangun bangsa dan negar sebagai pertumbuhan ekonomi serta dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi dirinya sendiri maupun orang lain.
A.  Pengertian Kewirausahaan
Istilah kewirausahaan baru dikenal dalam kosakata bahasa inggris pada tahun 1980-an, walaupun istilah kewirausahaan atau entrepreneurship telah digunakan pada abad ke-18. Kata kewirausahaan atau yang lebih dikenal dengan entrepreneurship berasal dari bahasa perancis, entre yang berarti “antara” dan prende yang berarti “mengambil”. Kata ini pada dasarnya digunakan untuk  menggambarkan orang-orang yang berani mengambil risiko dan memulai hal-hal baru.
Banyak sekali definisi tenteng kewirausahaan atau entrepreneurship yang dikemukan oleh ahli ekonom misalnya Schraam (2006) mendefinisikan entrepreneurship sebagai proses seseorang atau kelompok yang memikul risiko ekonomi untuk menciptakan organisasi baru yang akan mengeksploitasi tekonologi baru atau proses inovasi yang menghasilkan nilai untuk orang lain.
Frederick et al (2006) memandang entreprenuership sebagai agen perubahan yang melakukan pencarian secara sengaja,perencanaan yang hati-hati, dan pertimbangan ketika melakukan proses entrepreneurial. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian dari kewirausahaan adalah suatu kegiatan yang melakukan suatu proses, dimana proses tersebut membutuhkan inovasi baru dan keberanian menggambil resiko serta mampu memanfaatkan sumber daya secara efektif dan efisien untuk mendapatkan profit.
B.  Ide Kewirausahaan
Menurut Zimmerer, ide-ide yang berasal dari wirausaha dapat menciptakan peluang untuk memenuhi kebutuhan riil di pasar. Ide-ide itu menciptakan nilai potensial di pasar sekaligus menjadi peluang usaha. Dalam mengevaluasi ide untuk menciptakan nilai-nilai potensial (peluang usaha), wirausaha perlu mengidentifikasi dan mengevaluasi semua resiko yang mungkin terjadi dengan cara :
1. Mengurangi kemungkinan resiko melalui strategi yang proaktif
2. Menyebarkan resiko pada aspek yang paling mungkin
3. Mengelola resiko yang mendatangkan nilai atau manfaat
Ada tiga resiko yang dapat dievaluasi, yaitu :
1. Resiko pasar atau persaingan
2. Resiko financial
3. Resiko teknik
Kreativitas sering  kali muncul dalam bentuk ide untuk menghasilkan barang dan jasa baru. Ide bukanlah peluang dan tidak akan muncul bila wirausaha tidak mengadakan evaluasi dan pengamatan secara terus menerus. Bagaimana ide bisa menjadi peluang? Jawaban atas pertanyaan ini, diantaranya :
1. Ide dapat digerakkan secara internal melalui perubahan cara-cara/metode yang lebih baik untuk melayani dan memuaskan pelanggan dalam memenuhi kebutuhannya.
2. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk dan jasa baru.
3. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi pekerjaan yang dilakukan atau cara melakukan suatu pekerjaan.
C.  Sumber Peluang Potensial
Agar ide-ide potensial menjadi peluang bisnis yang riil, maka wirausaha harus bersedia melakukan evaluasi terhadap peluang secara terus-menerus. Proses penjaringan ide atau disebut screening merupakan suatu cara terbaik untuk menuangkan ide potensial menjadi produk dan jasa riil.
Adapun langkah dalam penjaringan ide dapat dilakukan sebagai berikut:
1.  Menciptakan produk baru dan berbeda
Produk dan jasa yang dibuat harus menciptakan nilai bagi pembeli, untuk itu wirausaha harus benar-benar mengenal prilaku konsumen di pasar. Ada dua unsur pasar yang perlu diperhatikan :
a.    Permintaan terhadap barang/jasa yang dihasilkan
b.    Waktu penyerahan dan waktu permintaan barang/jasa.
Kemampuan untuk memperoleh peluang , sangat bergantung pada kemampuan wirausaha untuk menganalisis pasar, yang meliputi aspek :
a.    Analisis demografi pasar,
b.    Analisis sifat serta tingkah laku pesaing,
c.    Analisis keunggulan bersaing pesaing dan kefakuman pesaing yang dapat dianggap dapat menciptakan peluang.
2.  Mengamati pintu peluang
Wirausaha harus mengamati potensi-potensi yang dimiliki pesaing, misalnya :
a.    Kemungkinan pesaing mengembangkan produk baru,
b.    Pengalaman keberhasilan dalam mengembangkan produk baru,
c.    Dukungan keuangan,
d.   Keunggulan-keunggulan yang dimiliki pesaing di pasar.
Kemampuan pesaing untuk mempertahankan posisi pasar dapat dievaluasi dengan mengamati kelemahan-kelemahan dan resiko pesaing dalam menanamkan modal barunya.
 Untuk mengetahui kelemahan, kekuatan, dan peluang yang dimiliki pesaing, dan peluang yang dapat kita peroleh, menurut Zimmerer (1996 : 67) ada beberapa keadaan yang dapat menciptakan peluang, yaitu :
a.    Produk baru harus segera di pasarkan dalam jangka waktu yang relative singkat,
a.    Kerugian teknik harus rendah,
b.    Bila pesaing tidak begitu agresif untuk mengembangkan strategi produknya
c.    Pesaing tidak memiliki teknologi canggih,
d.   Pesaing sejak awal tidak memiliki strategi dalam mempertahankan posisi pasarnya,
e.    Perusahaan baru memiliki kemampuan dan sumber-sumber untuk menghasilkan produk barunya.
3.  Analisis produk dan proses produksi secara mendalam
            Analisis ini sangat penting untuk menjamin apakah jumlah dan kualitas produk yang di hasilkan memadai atau tidak.
4.  Menaksir biaya awal
Yaitu biaya awal yang diperlukan oleh usaha baru.
5.  Memperhitungkan resiko yang mungkin terjadi
Resiko pesaing, kemampuan dan kesediaan pesaing untuk mempertahankan posisi pasarnya:
a.     Kesamaan dan keunggulan produk yang dikembangkan pesaing
b.     Tingkat keberhasilan yang dicapai pesaing dalam pengembangan produknya
c.     Seberapa besar dukungan keuangan pesaing bagi pengembangan produk baru
Resiko teknik adalah kegagalan dalam proses pengembangan produk. Sedangkan resiko finansial adalah kegagalan yang timbul akibat ketidakcukupan dana. Nilai suatu barang atau produk dapat diciptakan melalui:
1.  Inovasi
Inovasi  adalah kemampun yang dimiki seorang keriwira usahaan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan dan peluang untuk menigkatkan kebutuhan dalam kehidupan.
Menurtu Schumpeter (Dollinger, 2003: 7) dapat mencangkup:
a)   Penawaran produk atau jasa baru
Tirto Utomo pendiri AQUA menghadirkan produk air minum (air putih) dalm kemasan di Indonesia.Ide mwmbuat minuman dalam kemasan tersebut muncul setelah seorang rekan bisnisnya terserang diare akibat kekurangan minum air yang tidak hegienis sesaat setelah mereka bermain bulu tangkis di Rawamangun.Pada saat itu air minum dalam kemasan merupakan produk baru yang ditawarkan kepada konsumen Indonesia.
b)   Penggunaan metode atau teknologi baru
 Microsoft meghabiskan dana yang sangat besar setiap tahun nya untuk megembangkan teknologi baru di bidang computer sehigga progam Windows senantiasa memiliki keunggulan di bidang progam-progam pesaing.
c)    Penciptaan pasar sarana yang baru
Para pengusaha  penyalur Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJKTI) melihat peluang pengirim jasa tenaga kerja professional di bidang pembangunan infrastruktur dan tenaga medis, segera setelah pasukan multinasional memenagkan peperangan dan berhasil mengusir pasukan Irak yang melakiakn invasi ke quait.
d)   Penghunaan sember pasukan bahan baku dan sumber daya lainnya yang baru
Salah satu suber daya menejeman yang dapat memberikan kontribusi terhadap kemampuan bersaing perusahaan, adalah sumber daya manusia.
e)    Penciptaan bentuk organisasi industri yang baru
Organisasi yang baru dapat dibentuk diantaranya melalui pelaksaan merger untuk memperkuat struktur permodalan perusahan mempertinggi kinerja operasi perusahaan melalui penciptaan sinergi di antara perusahaan yang melakukan merger.
Proses inovasi :
1.  Wirausahawan melihat adanya kebutuhan
2.  Mengumpulkan data dan mendefinisikan konsep-konsep
3.  Menguraikan masalah-masalah
4.  Melihat bagaimana menggabungkan kesamaan dan gagasan yang berhubungan
5.  Meneliti pemecahan dengan hati-hati
6.  Bergerak terus jika semuanya baik
2.    Mengubah tantangan menjadi peluang
Menciptakan permintaan melalui penemuan baru. ide-ide yang berasal dari wirausaha dapat menciptakan peluang untuk memenuhi kebutuhan pasar.
3.  Orientasi Eksternal dan Internal
Keingintahuan dan minat pada apa yang terjadi di dunia merangsang orientasi eksternal. Orientasi internal merangsang penggunaan sumber daya-sumber daya pribadi untuk mengidentifikasi peluang venture baru.
Orientasi Eksternal didapat dari :
1.  Konsumen
2.  Perusahaan yang sudah ada
3.  Saluran distribusi
4.  Pemerintah
5.  Penelitian dan Pengembangan
Orientasi Internal didapat dari :
Tiga Tahap penggunaan sumber daya – sumber daya internal yaitu :
1. Analisa konsep hingga bisa terdefinisi dengan jelas, termasuk penguraian masalah yang perlu dipecahkan.
2. Penggunaan daya ingat untuk menemukan kesamaan dan unsur-unsur yang nampaknya berhubungan dengan konsep dan masalah-masalahnya.
3. Rekombinasi unsur-unsur tersebut dengan cara baru dan bermanfaat untuk memecahkan masalah-masalah dan membuat konsep dasar bisa dipraktekkan.
   Sumber Gagasan Bagi Produk dan Jasa Baru :
a. Membuat inovasi baru
b. Sesuai keahlian
c. Hobi atau kesenangan pribadi
d. Menyesuaikan dengan kebutuhan sekitar
e.  Mengamati kekurangan-kekurangan produk dan jasa yang ada
f. Mengamati kecenderungan-kecenderungan
g. Kegunaan lain dari barang-barang biasa
h. Ikut-ikutan atau Coba-coba
A.  Pemilihan Bidang Usaha
Ada beberapa hal yang bisa Anda gunakan sebagai patokan awal dalam memilih suatu bidang usaha yang akan Anda tekuni dalam jangka panjang:
1.    Lihat karakter usaha Anda dan sesuaikan dengan karakter pribadi Anda Anda perlu mengenali karakter bidang usaha Anda. Tujuannya adalah untuk melihat apakah karakter dasar Anda sesuai dengan karakter usaha Anda.
2.    Lihat apakah Anda menyukai usaha tersebut merupakan syarat mutlak bahwa seseorang harus menyukai usaha yang akan digelutinya. Kenyataan menunjukkan bahwa rasa suka pada usaha akan membuat seseorang lebih giat, tekun, dan pantang menyerah dalam  menjalankannya sehingga nantinya akan membuahkan hasil yang baik. Disini, memulai usaha dari hobi bisa menjadi pertimbangan Anda. Karena hobi biasanya merupakan suatu hal yang disukai, maka hobi bisa berpotensi menjadi usaha yang berhasil. Tentunya dengan berbagai tambahan analisa lainnya.
3.    Lihat apakah Anda mampu menjalankan usaha tersebut sangat penting bagi kita untuk mengukur kemampuan diri dengan tujuan untuk melihat apakah kita mampu menjalankan usaha tersebut. Kita bisa mengukur kemampuan kita dengan mengadakan beberapa analisa atau riset sederhana mengenai usaha tersebut, kemudian hasilnya dibandingkan dengan kemampuan kita. Beberapa poin dalam analisa atau riset yang bisa dijadikan ukuran kemampuan kita adalah :
a.    Kemampuan modal usaha kita
b.    Kemampuan dalam hal keahlian kita
c.    Kemampuan kita membagi waktu
d.   Kemampuan kita untuk mengimbangi dinamika dunia usaha sekaligus mengantisipasi persaingan yang ketat
4.    Analisis risk-return dan potensi pengembangan usaha tersebut dalam memilih bidang usaha yang Anda geluti, sudah pasti Anda harus memperhitungkan berapa pengembalian modal (return) yang akan Anda dapatkan dari usaha tersebut. Hasil perhitungan tersebut haruslah dibandingkan dengan risiko-risiko yang mungkin terjadi. Jika dari perhitungan  awal saja, usaha tersebut sudah nampak tidak layak dijalankan, buat apa Anda memaksakan diri? Hal lain yang perlu dilihat adalah kemungkinan bidang usaha tersebut untuk terus berkembang baik dari segi besaran pasar maupun kemungkinan terciptanya cabang-cabang bidang  usaha yang saling berkaitan. Contohnya tumbuhnya industri ponsel mendorong banyaknya toko ponsel, aksesoris ponsel, kios voucher isi ulang,  download ringtone  dan sebagainya. Hati-hati jika Anda memilih bidang usaha yang meskipun Anda kuasai betul, namun sudah tampak jenuh atau cenderung menyusut pasarnya. Bisa-bisa usaha Anda akan sulit berkembang nantinya.
B.  Proses Perencanaan dan Pengembangan Produk
1)   Tahap Gagasan
2)   Tahap Konsep
3)   Tahap Pengembangan Produk
4)   Tahap Uji Pemasaran
5)   Tahap Komersialisasi
C.  Produk Yang Sesuai Untuk Perusahaan Kecil
Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan kecil untuk penciptaan suatu produk :
1)   Untuk pemilihan produk, perusahaan harus memperhatikan pada sumber daya uang, tenaga kerja dan fasilitas yang dimiliki.
2)   Pemilihan segmen pasar yang memungkinkan.
3)   Untuk produk atau proses yang disuplai kepada perusahaan lain hendaknya sangat kecil volumenya sehingga tidak menarik minat para pelanggannya untuk memproduksinya sendiri.
D.  Arti Penting Orientasi Pemasaran
1)   Penyebab gagalnya bisnis kecil adalah kurangnya penjualan dan kurangnya daya saing
2)   Wirausahawan harus berorientasi konsumen
 F.  Kegagalan Didalam Memilih Peluang Bisnis Baru
a)   Kurangnya kedekatan dengan pasar
b)    Pemahaman kebutuhan teknis yang tidak memadai
c)   Diabaikannya kebutuhan finansial
Menurut saya, kesimpulan dari bacaan Pertama ini adalah Kewirausahaan adalah suatu kegiatan yang melakukan suatu proses, dimana proses tersebut membutuhkan inovasi baru dan keberanian mengambil resiko serta mampu memanfaatkan sumber daya secara efektif dan efisien untuk mendapatkan profit. ide-ide yang berasal dari wirausaha dapat menciptakan peluang untuk memenuhi kebutuhan riil di pasar. Agar ide-ide potensial menjadi peluang bisnis yang riil, maka wirausaha harus bersedia melakukan evaluasi terhadap peluang secara terus-menerus.

Bacaan 2.

KEWIRAUSAHAAN "INSPIRASI, IDE, SERTA KREASI BISNIS
Bisnis merupakan aktivitas yang selalu ada di sekitar kita dan dikenal oleh kaum muda hingga kaum tua. Pada era globalisasi saat ini, masyarakat indonesia khususnya para mahasiswa masih bingung dengan manfaat dan tujuan dari bisnis tersebut. Padahal, kalau kita memahami apa bisnis tersebut, kita akan mendapatkan keuntungan yang kita inginkan dalam aktivitas bisnis tersebut. Bangsa Indonesia, merupakan bangsa yang memiliki kekayaan alam yang melimpah jika kita tidak pandai mengatur itu semua, maka bangsa kita akan jatuh ke dalam keterpurukan dalam hal perekonomian, kemiskinan dan menjadikan negeri kita gagal atau miskin. Pasti sebagai rakyat indonesia kita mau jika hal tersebut terjadi di negara yang kita cintai.
Kewirausahaan (Inggris : Enterpreneurship) atau wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi kedalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa inspirasi, kreasi, ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi resiko atau ketidak pastian.
Dalam berwirausaha kita tentunya selalu merasa tidak puas dengan kondisi yang dialami saat ini. Seorang entrepreneur biasanya merasa kondisi saat ini belum cukup dan belum sesuai dengan impiannya. Biasanya mereka selalu berusaha mengembangkan bisnisnya dengan membuat bisnis yang telah ada menjadi bisnis yang lebih bervariasi dan lebih banyak diminati oleh konsumen. Ketika suatu bisnis sekiranya tidak menguntungkan, mereka biasanya akan langsung mencari penyebab mengapa bisnis tersebut menjadi tidak menguntungkan. Kemudian akan membuat suatu keputusan bisnis tersebut akan diberhentikan atau akan tetap dijalankan tetapi membuat variasi terhadap bisnis tersebut. Hal inilah yang mendorong seorang entrepreneur untuk selalu berusaha memanfaatkan kerja otak dengan selalu melatih kemampuan berfikir cepatnya dalam menghadapi segala kondisi dan resiko yang akan timbul pada bisnis yang sedang dijalankan. Sama halnya dalam menentukan ide atau gagasan pertama kali. Tentunya sangat memerlukan adanya kerja otak.
2.1 PENGERTIAN BISNIS
Secara terminologis, bisnis merupakan sebuah kegiatan atau usaha. Bisnis dapat pula diartikan sebagai aktivitas terpadu yang meliputi pertukaran barang, jasa atau uang yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dengan maksud memperoleh manfaat atau keuntungan. Dengan demikian, bisnis merupakan proses social yang dilakukan oleh setiap individu atau kelompok melalui proses penciptaan dan pertukaran kebutuhan dan keinginan akan suatu produk tertentu yang memiliki nilai atau memperoleh manfaat atau keuntungan.
Mempelajari bisnis berarti menelaah sejarah kehidupan manusia dan lingkungannya dan memenuhi kebutuhan dan keinginan yang tidak terbatas dengan sumber sumber yang terbatas. Kegiatan bisnis merupakan sebuah system operasional yang sangat terkait dengan lingkungan di sekitarnya.
 2.2 LINGKUNGAN BISNIS
Sebagai sebuah system, perusahan sangat terkait dengan lingkungannya. Perusahaan sebagai system berarti sebagai unit yag terdiri dari subsistem, seperti sumber sumber ekonomi, kegiatan perusahaan dan lingkungan perusahaan yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Lingkungan bisnis memiliki ketergantungan yang kuat dengan kondisi ekonomi, industry dan kepentingan dalam anaggota masyarakat yang lainnya.berdasarkan tingkat pengaruh pada perusahaan maka lingkungan bisnis dapat dibedakan menjadi 2, yaitu lingkungan  internal dan lingkungan eksternal.
1)         Lingkungan Internal
Lingkungan internal adalah sumber daya manusia dan fisik yang mempengaruhi kinerja bisnis secara langsung lingkungan ini terdiri atas berikut ini.
a. Karyawan  (tenaga kerja/sumber daya manusia).
b. Manajemen (keahlian pengelola).
c. Pemegang saham (stakeholders).
d. Modal dn peralatan fisik (dana, mesin, gedung).
e. Informasi
2)         Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal adalah institusi atau kekuatan luar yang potensial mempengaruhi kinerja organisasi. Lingkungan eksternal terdiri dari dua komponen, yakni berikut ini.
a.    Lingkungan khusus, meliputi :
Konsumen, yaitu kelompok potensial yang yang mengkonsumsi output atau barang dan jasa yang dihasilkan organisasi.
·      Pemasok, meliputi penyediaan input keuangan dan tenaga kerja.
·      Pesaing. Semua organisasi mempunyai pesaing. Oleh karena itu, tidak boleh mengabaikan persaingan.
·      Kreditor atau kelompok kepentingan khusus. Kreditor atau bank akan menganalisis secara saksama dan teliti mengenai perkembangan bisnis dan potensi suatu perusahaan.
b.      Lingkungan umum, meliputi berbagai faktor, antara lain :
·      Kondisi ekonomi. Tingkat bunga , inflasi, perubahan pendapatan kena pajak, fluktasi pasar saham, dan tahapan siklus bisnis secara umum adalah beberapa faktor ekonomi yang mempengaruhi praktik manajemen dalam suatu organisasi.
·      Kondisi politik dan hokum. Beberapa peraturan pemerintah mempunyai dampakyang signifikan kepada keberlangsungan perusahaan.
·      Kondisi sosial budaya. Para manajer harus menyesuaikan diri dengan adanya perubahan pola dan tren pada masyarakat yang menjadi tujuan pemasaran.
·      Kondisi demografi. Mencakup kebiasaan yang terjadi dalam karakteristik fisik dari populasi, seperti jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, lokasi geografis, pendapatan, konsumsi keluarga, dan begitu seterusnya.
·         Teknologi. Teknologi merupakan salah satu faktor lingkungan umum yang paling dramatis atau paling cepat mengalami perubahan.
·         Teknologi-pun menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan manajer terutama dalam hal pengembangan produk.
·         Globalisasi. Perusahaan perlu mencermati meningkatnya jumlah pesaing sebagai dampak dari adanya pasar global yang merupakan bagian dari lingkungan eksternal.
2.3  BISNIS SEBAGAI SUATU SISTEM
Mengapa kita mempelajari bisnis dan pengelolaannya? Hal ini merupakan sebuah pertanyaan Filosofis yang harus dijawab dengan logis dan empirik. Mempelajari bisnis berarti menelaah sejarah kehidupan manusia dan lingkungannya dalam memenuhi kebutuuhan dan keinginan yang tidak terbatas dengan sumber sumber yang terbatas. Kegiatan bisnis merupakan sebuah sistem ekologis yang sangat terkait dengan lingkunngan disekitarnya. Dalam masyarakat yang semakin terbuka ( globalisasi ), maka kegiatan bisnis harus mampu bersikap fleksibel dan melakukan adaptasi. Bisnis merupakan subsistem dari sebuah sistem ekonomi. Sebagai suatu sistem, Bisnis merupakan proses pengelolaan beberapa subsistem yang berhubungan dengan proses produksi. Subsistem dari suatu organisasi bisnis terdiri dari suatu input, proses dan output. Masing-masing subsistem itu juga merupakan sistem yang mandiri atas beberapa subsistem didalamnya.
2.4  KONSEP KEWIRAUSAHAAN
Definisi umum kewirausahaan antara lain yaitu perilaku yang mencakup perilaku berinisiatif, perilaku mengorganisasi dan mereorganisasi mekanisme social dan ekonomi untuk mengubah sumber daya, serta perilaku menerima risiko atau kegagalan.
2.5  INSPIRASI BISNIS
Inspirasi adalah percikan ide-ide kreatif yang waktu dan tempatnya jarang anda kenali, kecuali anda sudah melatih-diri dengan pembiasaan. Inspirasi adalah akibat-hasil dari proses pengembangan diri. Inspirasi merupakan penemuan momentum of “Aha”. Inspirasi dapat anda munculkan dengan ‘conditioning’. Caranya? Temukan momen khusus yang menjadi kebiasaan untuk membuka dialog-diri, misalnya tengah malam atau di kamar mandi, atau lain. Agendakan untuk bertemu kenalan tanpa konsekuensi atau interest apapun selain silaturrohim. Pelajari sebanyak mungkin prestasi yang dihasilkan.
2.6  CARA MENCARI INSPIRASI
Inspirasi dimulai dengan niat kita untuk mencarinya. Mencari dengan mata terbuka dan tidak terpusat pada satu tempat atau satu hal saja. Itulah kunci dalam mencari inspirasi: untuk menjaga pikiran terbuka. Pikiran yang tertutup tidak akan dapat menampung ide inspiratif yang datang.Jadilah orang yang peka. Menjadi jeli dan sensitif terhadap keindahan dari segala sesuatunya. Lihatlah segalanya di sekitar kita yang mungkin kita tidak duga-duga bisa menjadi sumber inspirasi.Beberapa sumber inspirasi yang potensial:Membaca buku, blog (orang lain dan diri sendiri), majalah, koran, dll.
Berikut ini beberapa cara yang bisa Anda lakukan bila Anda butuh inspirasi untuk berbisnis:
                     1.            Perhatikan lingkungan di sekitar tempat tinggal Anda, perhatikan dan amatilah apa yang sering menjadi kebutuhan orang namun kebutuhan tersebut tidak terpenuhi secara baik atau maksimal. Inilah salah satu inspirasi bisnis yang cukup baik, mengamati dan melakukan survey. Inspirasi bisnis itu bisa muncul setelah Anda mengamati dan memperhatikan.
                     2.            Banyak-banyaklah berjalan dan memperhatikan kisah-kisah kesuksesan para pebisnis besar. Adakalanya inspirasi bisnis itu akan muncul setelah kita menyaksikan keberhasilan orang lain dalam merintis karir. Mendengarkan kisah para pengusaha sukses dari mulai awal mereka merintis karir, suka duka dan masa-masa sulit mereka dalam mengembangkan bisnis.
                  3.               Mengembangkan inspirasi bisnis menjadi ide bisnis merupakan hal yang cukup menentukan untuk keberhasilan sebuah usaha bisnis. Jika hanya memperoleh inspirasi bisnis tanpa dikembangkan menjadi ide bisnis yang kemudian diwujudkan dalam bentuk usaha bisnis nyata, maka sama saja inpirasi itu sia-sia. Inspirasi memberi spirit dan dorongan seseorang untuk melakukan sesuatu hal. Perbanyaklah mencari inspirasi karena inspirasi merupakan bagian dari motivasi.
                  4.               Kajilah secara lebih dalam manfaat dan keuntungan apa yang akan Anda peroleh jika Anda berbisnis. Apa kelebihan sebuah wirausaha dibanding dengan usaha pekerjaan lainnya. Pengetahuan Anda tentang kehebatan sesuatu biasanya akan mendorong diri untuk melakukan sesuatu tersebut, dan keinginan untuk melakukan sesuatu tersebut akan membuat diri Anda berupaya maksimal untuk menemukan inspirasi dan ide terhadap sesuatu tersebut.

Berikut adalah tips untuk menjaga inspirasi agar selalu hadir:
·         Bekerja dengan orang-orang yang positif, kreatif, energik, orang-orang yang penuh semangat dan antusiasme. Antusiasme itu menular.
·         Membaca setiap hari beragam hal, beragam topik.
·         Keluar dari rutinitas, lihatlah segala sesuati dari perspektif yang berbeda. Ambil rute yang lain ketika ke kantor atau pulang ke rumah.
·          Lakukan sejenis meditasi atau perenungan kontemplatif. Observasi pemikiran-pemikiran yang melintas di benak kita sendiri. Amati nafas dan segala sensasi diri.

2.7  INSPIRASI MENCIPTAKAN PELUANG USAHA
Banyak orang yang ingin berwira-usaha, ada yang sudah siap modal dan perencanaan yang njlimet, ada yang baru sekedar gagasan aja. Namun, ada yang punya uang tapi bingung mau ngapain, dan mulai dari mana. Banyak usahawan sukses karena kelihaian dalam memulai dan memperluas usaha. Berikut 14 cara yang sering mereka pakai, dan berhasil atau tidaknya tergantung upaya dan do’a kita. Meski begitu, ini bisa di jadikan wacana alternatif sebelum memulai usaha, dan menjadikannya refrensi:
         1.         Penuhi Kebutuhan Konsumen
Ini merupakan cara buka usaha yang paling umum. Jika di sekita rumah ada yang butuh jasa binatu, warnet, lauk matang, rental computer, kursus, dll, buka usaha sesuai kebutuhan mereka. Kuncinya, penuhi kebutuhan konsumen, lalu berikan produk dan layanan terbaik. Usaha berdasarkan kebutuhan adalah prinsip semua jenis usaha.

         2.         Jual Keunikan
Jika kita lumayan kreatif dan inovatif, pasti banyak hal yang bisa di kreasikan. Banyak usaha baru dimulai dari penemuan produk baru, teknologi, system, dan program baru. Bahkan menulis buku dengan ide-ide baru pun bisa di perhitungkan, dan banyak yang sukses di jalan ini. Penemuan baru apalagi khas dan unik, sangat berpeluang menembus pasar.
         3.         Duplikasi Usaha Lain
Bagi mereka yang kurang kreatif dan inovatif, jangan patah arang. Terkadang ide usaha tersebar dimana-mana, bahkan mungkin didepan mata kita. Kita hanya perlu membaca peluang, mengukur potensi, dan mengambil resiko. Misalnya, disekitar rumah kita karena dekat dengan kampus ada tukang foto kopi yang laris, apa salahnya menyaingi usaha  tersebut, tinggal memberikan nilai lebih dari usaha kita.
         4.         Beri Fasilitas Tambahan
Mirip cara sebelumnya, hanya saja diperlukan sedikit kreatifitas. Misalnya jika ingin membuka usaha warung sembako, berikan penawaran harga yang kompetitif dan tempat yang nyaman untuk pembeli bercengkrama dengan pembeli lain, sehingga pembeli betah berlama-lama belanja di toko kita, dan sediakan juga snack dan minuman ringan, wih lengkap deh.
         5.         Jual Keterampilan
Jeli mengenali bakat orang, itu pun bisa menjadi bisnis yang menantang. Banyak orang berbakat yang jika di kembangkan dan diberikan tempat bisa dijual mahal. Tempat-tempat seperti restoran, toko-toko, salon, kursus, servis, mal, dan pasar adalah gudangnya orang berbakat. Ambil 2-3 orang pemangkas rambut dari salon-salon kecil, sewakan tempat yang bagus, alat yang lengkap, brand khusus, dan training mengenai pelayanan yang baik. Maka usaha salon eksklusif sudah bisa dimiliki.
         6.         Jadi Agen
Mirip dengan sebelumnya, misalnya membuka agen modeling, agen tenaga kerja, pembantu rumah tangga, pengisi acara hiburan, pernikahan, dll. Untuk usaha ini diperlukan pengalaman dan relasi yang luas. Tapi tak perlu khawatir, untuk hal ini juga bisa pekerjakan orang yang berpengalaman dibidang tersebut.
         7.         Jual Barang Second
Masih sedikit orang yang peka dengan jenis usaha ini. Barang second dengan nilai historis tertentu bisa punya harga tinggi. Untuk memulai bisa dengan berburu barang-barang bermerk asli yang sudah tidak terpakai lagi, dan menjualnya ditempat lain dengan harga special. Banyak ekspatriat, selebritis, pengusaha, sampai jendral yang memiliki selera berpakaian tinggi, kita bisa membeli koleksinya yang sudah tidak terpakai, sukur-sukur kalau gratis, hehe J
         8.         Buka Kantor
Misalnya untuk akuntan, dokter, pengacara, notaries, desainer, trainer ataupun konsultan. Dengan mengajak kolega dan teman seprofesi bisa diajak patungan untuk membuka kantor sendiri. Juallah skill dan pengalaman. Jika reputasi bagus, jaringan luas, jangan takut kekurangan klien.
         9.         Beli Waralaba
Yang modalnya lumayan besar, dan tidak mau memikirkan produk sendiri, bisa memilih membeli franchise (waralaba). Butuh kejelian membaca waralaba mana yang bagus, berikut kemampuan membaca potensi pasarnya.

2.8  KREASI ATAU KREATIF
Pendidikan nasional mengharapkan peserta didik menjadi orang yang kreatif dan membawa makna atau tujuan barudalam suatu tugas, menyelesaikan masalah atau memberikan nilai tambah atau keindahan sehingga dengan mudah peserta didik dapat mengeksplorasi potensi yang dimilikinya menjadi sebuah kreatifitas dan menjadikannya berprestasi Pribadi yang kreatif menjadi salah satu dari tujuan yang hendak dicapaidalam proses pendidikan, dimana pada akhirnya dengan kreatif itulah pesertadidik dapat mencerminkan sikap sebagai berikutnya. Keberanian yang dimiliki adalah ketika peserta didik dihadapkan pada sebuah tantangan baru dan bersedia menghadapi resiko kegagalan. Keberanian seseorang yang kreatif juga terlihat dari ketangkasan dan kecermatannya dalam menyampaikan sesuatu. Ekspresif merupakan kreatifitas tidak takut untuk menyatakan pemikiran dan perasaannya. Dengan potensi yang dimilikinya ia mampu meyakinkan orang lain akan apa yang ungkapkannya.
Kreasi merupakan sebuah proses yang dapat dikembangkan dan ditingkatkan. Kreatif berfikir sesuatu yang baru (thinking new things). Namun kemampuan ini berbeda dari satu orang terhadap orang lain. Kemampuan dan bakat merupakan dasarnya tetapi pengetahuan dari lingkungannya dapat juga mempengaruhi kreativitas seseorang. Selama ini ada anggapan yang alah mengenai orang yang kreatif. Ada yang mengatakan hanya orang jenius saja yang memiliki kreasi. Kreasi bukanlah merupakan suatu bakat misterius yang diperuntukkan hanya bagi segelintir orang. Mengingat kreasiivitas merupakan suatu cara pandang yang sering kali justru dilakukan secara tidak logis. Proses ini melibatkan hubungan antar banyak hal dimana orang lain kadang tidak atau belum memikirkannya.
Edward de Bono (1970) pernah mengungkapkan paling tidak ada 4 tahapan dalam proses kreatif, yaitu :
Tahap 1  :   Latar belakang atau akumulasi pengetahuan
Kreasi yang baik biasanya didahulukan oleh penyelidikan dan pengumpulan informasi. Hal ini meliputi membaca, berbicara dengan orang lain, menghadiri pertemuan professional dan penyerapan informasi sehubungan dengan masalah yang telah digeluti. Sebagai tambahan dapat juga menerjuni lahan dengan masalah kita, karena hal ini dapat memperluas wawasan dan memberikan sudut pandang yang berbeda.
Tahap 2   :   Proses inkubasi
Dalam tahap ini tidak selalu seseorang harus terus menerus memikirkan masalah yang tengah dihadapinya, tetapi ia dapat sambil melakukan kegiatan lain, yang biasa, yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan masalah. Akan tetapi ada waktu tertentu dimana ia harus sempatkan diri memikirkan masalah ini untuk mencari pemecahannya.
Tahap 3   :   Melahirkan ide
Pada tahap ini, ide atau solusi yang selama ini dicari-cari mulai ditemukan. Terkadang ide muncul pada saat yang tidak ada hubungannya dengan masalah yang ada. Ia bisa muncul tiba-tiba sekelebat : Nah….. Ini dia! Orang sering menyebutnya sebagai factor eureka. Disini ia harus dapat dengan cepat dan tanggap menangkap dan memformulasikan baik ide maupun pemecahan masalah lanjutan dari ide tersebut.
Tahap 4   :   Evaluasi dan implementasi
Bagian ini merupakan tahap tersulit dalam tahap proses kreasi, karena dalam tahap ini seseorang harus lebih serius, disiplin dan benar berkonsentrasi. Wirausaha yang sukses dapat mengidentifikasi ide yang mungkin dapat dikerjakan dan memiliki kemampuan untuk melaksanakannya. Lebih penting lagi, ia tidak menyerah begitu saja bila mengahdapi hambatan. Bahkan biasanya ia baru akan berhasil mengembangkan ide-ide setelah beberapa kali mencoba. Hal penting lain dalam tahapan ini adalah dimana wirausaha mencoba kembali ide sampai menemukan bentuk finalnya, karena ide yang muncul pada tahap 3 tadi biasanya dalam bentuk yang tidak sempurna, jadi masih perlu dimodifikasi dan diuji untuk mendapatkan bentuk yang baku dan matang dari ide tersebut.

2.9  MENCARI INSPIRASI UNTUK MENGEMBANGKAN KREASI DAN INOVASI
Inspirasi  bisa dikatakan sebagai penghubung antara kreasi dengan inovasi. Banyak yang bilang bila kreasi adalah ide yang ada di kepala dan inovasi adalah ketika ide itu sudah dilakukan. Maka inspirasi adalah kekuatan dari kreasi dan inovasi, seringkali inspirasi sulit didapatkan namun sebenarnya inspirasi adalah sesuatu yang ada di sekitar anda.
Ada kalanya anda merasa tidak punya ide dan butuh inspirasi untuk mengembangkan kreasi dan inovasi. Maka yang sebenarnya perlu anda lihat adalah keadaan usaha anda saat ini. Amatilah dengan kritis setiap kelemahan dan kelebihan yang anda lihat ada pada usaha anda sekarang. Buatlah pertanyaan serta jawaban tentang yang harus dilakukan mengenai permasalahan yang ada pada usaha anda saat ini.
Luangkanlah waktu sejenak untuk memperbarui informasi dengan membaca media atau menonton televisi untuk menyesuaikan dengan keadaan saat ini. Bisa juga dengan berjalan-jalan ke suatu tempat bahkan mungkin anda perlu sesekali mengamati keadaan tempat usaha saingan anda atau mencoba membeli produknya. Bandingkan dengan keadaan tempat usaha anda dan bandingkan dengan produk anda.
2.10  PENGERTIAN IDE
Lahimya  ide  dalam   diri  seorang  wirausaha  merupakan  langkah   awal  dari  suatu inovasi   bisa   dilakukan  oleh   seorang  wirausaha  bila   orang   tersebut  mampu melahirkan ide atau gagasan  bisnis dalam  pikirannya.
"Definisi   ide   adalah  buah   pikir   manusia  yang  muncul   karena  adanya  suatu pengamatan yang secara rasional dianggap logis dan memiliki  nilai manfaat baru".
2.11   PRINSIP MELAHIRKAN IDE
Beberapa  prinsip  dalam  melahirkan subuah  ide  dalam  pikiran  manusia adalah sebagai berikut:
1.      Selalu  Membuka  Pikiran.
A.       Berpikir  bahwa  ide  Anda  adalah yang  terbaik, karena kondisi  tersebut akan membimbing Anda menghasilkan ide-ide yang baik.
B.        Perenungan,  introspeksi  dan  umpan  balik  membantu  Anda  memperoleh ide-ide terbaik.
2.      Selalu Membuka Mata
Melihat  keberhasilan dari  tindakan-tindakan  yang  telah  dilakukan orang atau perusahaan lain adalah cara  terbaik dan lebih efisien.
2.12   SUMBER MENGGALI IDE
Beberapa  sumber atau potensi  untuk  menggali   su atu ide  adalah sebagai berikut:
1.    Mencari kebutuhan konsumen
2.   Mengamati mata rantai saluran distribusi perusahaan
3.   Hobby
4.   Kecendrungan prilaku  konsumen
5.   Kegunaan lain dari  barang yang sudah  ada  (menambah Utility)
3.1  KESIMPULAN
Menurut saya, kesimpulan dari bacaan Kedua ini adalah Seseorang yang memang berkecimpung di dunia kreatif dan sudah bertahun-tahun selalu berpikir dalam kerangka berpikir kreatif, pada akhirnya akan terbiasa untuk memproduksi ide. Batin yang sudah dibiasakan untuk berpikir secara kreatif otomatis akan menjadi lahan yang subur bagi ide. Stimulusnya jadi bisa dari apa saja, dari kegiatan sehari-sehari, dari membaca, dari mendengar informasi, membaca berita, jalan-jalan, dan sebagainya.Semakin banyak kita berinteraksi dengan banyak hal, inspirasi akan semakin banyak pula menghampiri kita. Itu seperti kita membiarkan diri teraliri inspirasi tak bertepi. Tetapi, syaratnya memang kita harus siap terbuka. Siap open mind. Siap takjub dengan hal-hal baru. Dan terpenting, siap berani untuk menemukan lahan-lahan baru yang jarang terjamah orang.Intinya, berinteraksi, entah dengan tempat, orang, momen, benda, atau apa pun, akan membuat kita menjadi lebih kaya dengan asupan inspirasi.Ada banyak inspirasi yang bisa kita jemput. Kita tinggal mengandangkannya, merawatnya, dan memilah-milah mana yang memungkinkan untuk kita eksekusi. Saat inspirasi banyak menghampiri, kita jadi memiliki banyak stok ide.Melihat social movement yang dilakukan oleh orang-orang di luar negeri, bisa kita adaptasi dengan kondisi di sekitar dan eksekusi dengan teman-teman yang bisa berjalan sesuai visi. Having fun saja. Tak usah tegang.Melihat bisnis kreatif yang dilakukan oleh orang-orang di luar negeri, bisa kita adaptasi dan disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi yang ada pada diri kita. Santai saja. Tak usah terburu nafsu.Orang-orang yang passionate akan selalu bisa menemukan titik kecemerlangannya masing-masing. Tak perlu iri dengan yang orang lain peroleh saat ini. Irilah bila kamu tak bisa menghidupi passionmu sebagaimana yang orang lain lakukan pada dirinya.